“Jadi dua pasang atau tiga pasang?” Begitu pertanyaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada para wartawan. Para wartawan serentak menjawab “Tiga Pasang Pak”
Mendekati pendaftaran pilpres hingga kini rakyat baru ditawarkan dua sosok capres. Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Rakyat tentu membutuhkan sosok lain yang bisa menjadi alternatif dari keduanya. Sosok yang betul-betul paham bagaiamana menangani Indonesia yang begitu besar seperti saat ini. Jokowi mungkin paham birokrasi, Prabowo mengerti bagaimana menjaga keamanan.
Namun Indonesia butuh pemimpin yang memeiliki kempauan jauh lebih besar. Indonesia butuh pemimpin yang mengerti kebutuhan rakyatnya. Apa itu? Pertama pangan yang murah. Faktor pangan adalah penyumbang tetbesar kemiskinan di Indonesia.
Kedua, kemiskinan pempimpin perlu punya konsep dan bisa mengeksekusi konsepnya dengan pasti. Konsep bagamiana bisa membangun ekonomi Indonesia dengan benar. Bagaimana membangun Indonesia membuat ekonomi bertumbuh tanpa ada kelaparan
Dari kedua daftar diatas saya ragu. Bicara soal data perekonomian di Jakarta dengan pimpinan Joko Widodo saja tidak menunjukan berbaikan malah menurun. Begitu juga Prabowo untuk gaji pegawai saja masih berhutang.
Lalu kemudian ada wacana capres baru dari Demokrat (di luar konvensi). Calo tersbut adalah Sri Sultan Hamengkubwuono X. Tapi Sri Sultan juga tidak paham eknomi, dan bagaimana membangun perkonomian
Harus ada calon pendampin yang bisa melakukan hal itu semua. Jusuf Kalla sudah bukan saatnya bertempur, dia lebih baik menjadi guru bangsa. Butuh orang muda untuk bisa melakukan perubahan, terobosan. Gita Wirjawan terlalu banyak dosa saat menjabat sebagai kementerian perdagangan kemarin. Saya melihat sosok Hary Tanoe yang bisa mengemban tugas tersebut
Muda, segar, independen dia bisa mengatur perekonomian dengan sangat baik. Tak berhenti di tataran konsep. Namun bertindak langsung sesuai keahilannya.
Saya rasa kalau Sri Sultan bergandengan dengan HT akan terjadi kekuatan dahsyat yang bisa menyaingi Jokowi atau pun Prabowo, dan memenangkan Pemilu 2014.