Lampu Kuning: Negeri dalam Keadaan Bahaya!

Author : Daniel Suchamda | Rabu, 25 Juni 2014 10:14 WIB
Jumlah penduduk dunia sekarang sudah mencapai angka 7 Milliar meningkat dari 4 milliar 20 tahun yg lalu. Dan bila mencapai angka 8 Milliar penduduk maka dunia dalam BIG PROBLEM ! Kebutuhan pangan dunia tidak akan mencukupi.

Lihat saja sekarang sudah mulai resesi. Sulit mendapat pekerjaan, sulit menjalankan bisnis. Banyak perusahaan2 di negara maju yang berjuang keras agar tidak bangkrut. No, bukan utk make big profit, tapi bertahan untuk tidak tutup!

Apakah yang akan terjadi bila trend ini terus berlanjut? Tentu negara-negara yg lebih kuat akan mencaplok Indonesia. Tentu tidak dengan militer karena itu sangat mahal, tetapi cukup dengan senjata ekonomi! Saya rasa ini bukan prediksi, tetapi SUDAH TERJADI !
Mengapa ini terjadi? Karena rakyat kita tidak bersatu. Terpecah belah sehingga yang terjadi justru semakin melemahkan kekuatan bangsa. Bagaikan tangan kanan melukai tangan kiri, akhirnya seluruh tubuh tidak bisa bekerja karena sakit. Itulah yang terjadi. Dan apakah yang akan terjadi di masa depan bila kita masih saja saling memusuhi sesama bangsa sendiri? Pertumbuhan jumlah penduduk yang tak terkendali sementara lapangan pekerjaan menyusut krn investor hengkang krn instabilitas politik, ketidak-amanan, dan buruknya infrastruktur? Sementara SDMnya semakin tidak berkualitas dan….ya saya maklum…tak ada pilihan juga bagi mereka utk bertahan hidup kecuali menjadi kriminal. Bahkan gaji resmi bekerja dalam institusi formil pun mulai tidak cukup utk membiayai hidup keluarga? Kenapa? Bukan jumlah uangnya yg kurang besar, tapi karena nilai rupiah kita semakin merosot. Sedangkan barang2 yg kita konsumsi adalah mayoritas produk impor yg dibeli dengan dolar. Jadi bila rupiah merosot, tentu saja harga kebutuhan hidup jadi semakin mahal sekalipun anda seolah2 mendapat kenaikan gaji 5-20%.

Sementara alih-alih kita memikirkan solusi yg tepat, malah cuman ribut soal agama, etnis, primordialisme, dsb! Bahkan ilmuwan2 kita dibelenggu oleh beban-beban primordial sehingga mandul dalam melakukan riset / study sosial utk mencari akar permasalahannya. Akar permasalahan yg sebenarnya ditutupi, dialihkan, menyalahkan sesuatu yg bukan sumbernya…semata-mata karena terpaku pada sentimen primordial itu. Pada akhirnya negeri semakin melorot tertatih-tatih karena menghamburkan resource utk solusi-solusi yang bodoh. Anda tentu harusnya segera sadar mengapa begitu banyak oknum, baik dari kalangan aparat hingga agamawan bahkan anak-anak SD pun sudah sangat korup pemikirannya dan sangat dekat dengan kekerasan.

Oleh karena itu, apabila negara kita tidak ditata dengan baik. Dimanajemeni secara ilmiah yang akurat dengan realitas. Maka bencana besar mengancam kita di masa yang tak jauh lagi. Bukan saja lingkungan di sekitar kita menjadi kriminal (lihat saja sekarang sudah mulai), tetapi juga ancaman dari luar negeri semakin besar. Pikirkan hal itu. Renungkan.
Oleh karena itu, janganlah anggap ringan atau dipikirkan semata-mata dari sentimen emosional belaka pemilu kali ini. Jangan dipikir bahwa egoisme mu tidak akan merugikan dirimu sendiri dalam jangka panjang. Kita benar-benar butuh orang yang REALISTIS mampu memanajemeni dan menata segalanya menjadi baik…sebelum semuanya terlambat. Terlepas dari suka atau tidak suka, tapi itu akan berdampak kepada kita semua.


Menurut saya agenda2 yang harus tidak boleh dilewatkan : Swasembada Pangan, Pendidikan, Keluarga Berencana, Penertiban Hukum, Riset Nasional, Pembersihan Aparatur Negara, Perbaikan Sistem Informasi, Pembangunan Infrastruktur.

Inti dari ke-8 agenda tersebut menurut saya adalah : Kerapihan, ketertiban dan Kebersihan (jangan semata diartikan secara fisik, tapi mental abstrak). Sehingga segala sesuatunya menjadi efektif dan efisien.
Dengan demikian terjadi penghematan dan peningkatan kualitas & kuantitas output pemerintahan. Pada lanjutnya sektor ekonomi, keuangan, budaya dan hankam akan membaik dengan otomatis.

Sumber: http://filsafat.kompasiana.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: