Melakukan Diferensiasi ala Rosullullah S.A.W

Author : Fahmi Yusup | Jum'at, 25 September 2015 13:48 WIB

Perniagaan merupakan salah satu aktivitas utama dalam kehidupan sehari-hari bangsa Arab, kondisi alam di semenanjung Arabia yang dikelilingi padang pasir yang panas dan kering tidak memungkinkan mereka untuk mengembangkan aktifitas lain selain bedagang. Secara tidak langsung kondisi semacam ini telah membawa keuntungan bagi Rasulullah SAW untuk mengembangkan aktivitas Bisnis dan Dakwah.

Sejak awal Rosulullah yang ketika itu belum diangkat sebagai Nabi, telah menciptakan diferensiasi atas dirinya. Akibatnya beliau dikenal bukan sebagai satu diantara banyak pengusaha, tetap sebagai satu-satunya pengusaha muda yang memiliki pandangan luarbiasa. Membawa keuntungan yang berlipat gandatelah menjadi reputasi yang melekat pada diri Rosulullah. Beliau menyadari bahwa orang-orang Arab pada masa itu, khususnya Bangsa Quraisy, adalah orang-orang yang cerdas, makanya merka tidak mudah menerima suatu hal yang berbeda dengan apa yang telah mereka percayai atau apa yang telah mereka anut.

Cara berdagang Rasulullah yang berbeda dengan para pedagang Arab, tidak membuat beliau diasingkan. Bahkan beliau mampu menjalin kerja sama dengan meraih keuntungan yang jauh lebih baik dibanding para pedagang lainya.

Terobosan-terobosan bisnis yang dilakukan oleh Rosulullah sangat berbeda dari pedangan yang lainya dan perbedaan yang dibuat Rasulullah bisa menjadi solusi bagi permasalahan yang sering timbul pada pola perdangangan konvensional pada masa itu.

Uniknya cara berdagang Rosulullah sebagai contoh yang patut kita teladani adalah:

Pertama, menjalin ikatan-ikatan yang sangat luarbiasa dengan para pelanggan yaitu menjadikan pelanggan sebagai target untuk menyambung tali silaturahmi hal ini dimaksudkan untuk menciptakan sebuah komunikasi yang baik bagi pelanggan dan mengetahui keinginan pelanggannya.

Dari Anas Bin Malik, Rosulullah SAW Bersabda,”siapa yang ingin rezekinya dilapangkan oleh Allah atau ingin usianya dipanjangkan, maka hendaklah ia menyambungkan silaturahim.” (HR. Muslim)

Penggunaan istilah silaturahmi tidak hanya mencangkup keadaan saat bertransaksi atau ruang lingkup bisnis usaha tetapi juga sampai pada hubungan pertemanan, persaudaraan dan kehidupan bertetangga. Karena Rosulullah telah mengungkapkan bahwa hubungan yang baik antar sesama manusia tidak hanya memberikan keuntunagn finansial dalam berbisnis, tetapi juga melahirkan ketenangan batin. Niat baik menjadi aset nomersatu bagi para pengusaha. Tentunya, halini tidak akan terwujud tampa adanya hubungan yang baik antara pedagang dengan konsumennya.

Kedua, para pemasar cenderung mengarahkan fokus pada pertumbuhan dan ekspansi daripada upaya pengambilan keuntungan. Mereka mnggunakan data pasar dengan sangat hati-hati dan melakukan tinjauan kembali pada teori bauran pemasaran.

Dalam berdagang, Rosulullah SAW tidak hanya fokus dikota mekah saja, tetapi juga melakukan ekspor sampai ke Negeri Syam, yang sekarang meliputi wilayah Palestina, Suriah, Lebanon, dan Yordania. Beliau juga menganjurkan umatnya untuk bermurah hati, menjauhi sumpah yang berlebihan ketika melakukan promosi, tidak menyaingi harga jual orang lain (perang Harga), dan tidak memotong jalur distribusi. Itulah rahasia marketing ala Rosulullah.

Sumber: www.kompasiana.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: