Menyambut Hari Anti Narkoba Internasional 26 Juni 2014

Author : Aries Musnandar | Jum'at, 27 Juni 2014 10:26 WIB

Dalam rangka menyambut hari anti narkoba internasional 26 Juni 2014, kita perlu waspada perkembangan narkoba di negeri ini. Sebagai negara besar dengan populasi terbesar keempat didunia Indonesia menjadi sasaran empuk sindikat narkoba internasional. Apalagi sistem pengawasan dan penegakan hukum di negara kita masih jauh dari harapan yang membuat jera dan kapok para sindikat narkoba dan penggunanya.

Boleh jadi oleh karena Muslim di Indonesia adalah mayoritas maka pengguna narkoba itu juga didominasi oleh mereka yang mengaku Muslim. Padahal ajaran Islam sangat jelas dan terang benderang mengajak umatnya menegakkan amar ma\\'ruf nahi munkar, menghindari perbuatan menganiaya diri sendiri dan menjauhi perbuatan sia-sia yang merupakan perbuatan syaithon. Baru-baru ini pemasok narkoba yang berasal dari Iran ditangkap di pantai Sukabumi yang membawa tidak kurang 7 kilogram narkoba dalam berbagai jenisnya, sungguh amat menyedihkan sekaligus menjengkelkan kenapa mereka para pemasok barang haram itu bisa demikian mudahnya masuk ke wilayah Indonesia. Jika Muslim di Indonesia adalah mayoritas maka logikanya pengguna narkoba itu juga didominasi oleh mereka yang mengaku Muslim. Padahal ajaran Islam sangat jelas dan terang benderang mengajak umatnya menegakkan amar ma\\'ruf nahi munkar, menghindari perbuatan menganiaya diri sendiri dan menjauhi perbuatan sia-sia yang merupakan perbuatan syaithon. Baru-baru ini pemasok narkoba yang berasal dari Iran ditangkap di pantai Sukabumi yang mebawa tidak kurang 7 kilogram narkoba dalam berbagai jenisnya, sungguh amat menyedihkan sekaligus menjengkelkan kenapa mereka para pemasok barang haram itu bisa dmeikian mudahnya masuk ke wilayah Indonesia.

Kembali kepada soal Narkoba ini, mengurangi kejahatan narkoba bukan sesuatu yang sulit asal ada kemauan serius dari pemimpin bangsa ini. Sesunguhnya dua kejahatan besar yang tengah menimpan Indonesia adalah korupsi dan narkoba. Untuk dua kejahatan besar dan luar biasa ini mesti ditangani secara luar biasa pula dengan penuh keseirusan tingkat tinggi. Jika tidak seperti itu maka sulit untuk mengikis kejahatan narkoba dan korupsi dari bumi pertiwi Indonesia. Sang pemimpin Nasional jangan terlalu banya beretorika terkai kedua masalah besar ini. Ia mesti segera menganggap kedua kasus besar ini sebagai bahaya nasional yang amat mengerikan serta dapat mengancam keutuhan Negara. Seharusnya Presiden langsung saja memimpin di depan untuk mengganyang habis jaringan internasional dan nasional yang memasok barang haram narkoba kepada para generasi penerus bangsa ini. Dalam konteks pemberantasan kejahatan narkoba pimpinan tertinggi di negeri ini perlu bekerjasama bergotong royong dengan rakyat untuk menyikat habis penjahat-penjahat? Anggap penjahat-penjahat narkoba itu sebagai musuh bersama sebagaimana dalam masa penjajahn dulu kita memiliki musuh bersama yakni pemerintah kolonialis Belanda dan pada masa kemerdekaan kita juga memiliki musuh bersama yaitu para pemberontak yang ingin memisahkan diri daroi NKRI. Tetapi pada masa itu dengan bergotong royong bersama rakyat pemerintah berhasil mengusir penjajah dari Ibu Pertiwi dan memadamkan api pemberontakan dengan melibat pelaku makar. Cara-cara pemerintah terdahulu tersebut kiranya perlu ditiru  oleh pemrintah sekarang dalam memberantas kejahatan narkoba.

Sebenarnya banyak yang bisa dilakukan dalam membasmi peredaran narkoba asal sang pemimpin tertinggi tidak banyak duduk manis di Istana yang hanya menginstruksikan atau mendengar laporan tetapi tidak turun langsung ke lapangan di kantong-kantong peredaran narkoba dan meyakinkan masyarakat betapa seriusnya pemerintah menangani persoalan narkoba yang dapat menghancurkan masa depan bangsa ini.

Apabila narkoba bersama para pemasok, pengedar dan penjualnya kita sikapi sebagai mush bersama maka mereka tidak hanya berhadapan dengan pemerintah tetapi juga rakyat banyak. Tugas pemerintah kini melakukan pendekatan kepada rakyat, lakukan kampanye secara massif dan berkelanjutan dengan melibatkan para tokoh masyarakat, kyai, ulama dan guru setempat. Tetapkan terlebih dahulu Negara dalam keadaan darurat narkoba dan jadikan narkoba itu sebagai musuh bersama lalu wujudkan gerakan nasional yang melibatkan komponen-komponen bangsa dalam memerangi persoalan narkoba.

*) Peneliti Pascasarjana UIN Malang 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: