Paradigma: Ayat-Ayat Penghiburan

Author : Hantodiningrat | Kamis, 09 Oktober 2014 10:02 WIB

Tak dipungkiri bahwa hidup tak selalu mudah dan penuh dinamika. Sarat akan tantangan, suka duka, canda dan derita. Konon kabarnya, hidup kita ini seperti roda. Ada saatnya kita diatas, tapi ada saatnya juga kita dibawah. Saat kita mendapat kebahagian, boleh jadi kita terlalu terlena dengan bungah berlebihan, dan pada saat dunia mengharuskan kita berada di bawah, rasanya mulailah kita kehilangan arah. Ujian dan cobaan yang dialami manusia di dunia ini rasanya memang neko-neko, ada yang diuji dengan kebahagiaan, dengan kekayaan, kecukupan, keberlimpahan harta, dll.

Tapi ada pula, orang-orang yang diuji dengan penderitaan yang tiada kunjung berakhir, hidup digaris kemiskinan, terlilit hutang atau bahkan tersiksa perlahan dengan sakit kronis yang menahun. Sudah menjadi titahnya bahwa manusia itu sukanya ngresula. Sedikit-sedikit mengeluh. Keadaan-keadaan seperti itulah yang terkadang membuat manusia seperti kita lantas mutung begitu saja dan menyalahkan nasib, dan yang paling ndrawasi adalah kalau kita sudah sampai pada tataran yang paling berbahaya, yakni menyalahkan hidup dan iri dengan hidup orang lain.

Acap kali orang membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Berandai-andai memiliki garis tangan yang selalu mujur. Tak tahunya hidup itu sawang sinawang, yang melihat dan yang menjalani kondisi realnya kadang ndak singkron. Cobaan yang berat seringkali memaksa manusia seperti kita melakukan pembenaran sepihak, bahwa Tuhanlah yang seharusnya bertanggungjawab atas segala hal yang terjadi pada diri kita. Kita menyalahkan Tuhan atas kejadian yang menimpa kita. Belum lagi, iman seseorang itukan fluktuatif. Kadang naik kadang turun.

Sholat jengkang-jengking yo ra marai sugih, buktinya hidup saya melarat. Saya yang tertib ibadah, tapi kenapa justru saya yang diberi sakit seperti ini, wah Tuhan tidak adil? Tadi adalah beberapa contoh yang sering kita temui dalam masyarakat. Kita memaksa Tuhan menuruti semua keinginan kita, padahal yang maha pemberi hidup sejatinya punya hak prerogatif sendiri atas diri manusia. Kita seringkali ngedrel minta ini itu dari pada membiarkan Tuhan berbicara dan menjalankan skenario terbaiknya. Jika dalam kondisi seperti ini, Tuhan datang membawa jawaban, agar manusia yang sedang susah dilanda cobaan senantiasa bersabar.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S Al-Baqarah : 216)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (Q.S. Al-Baqarah : 286)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka. (Q.S. Ar-Ra’d : 11)

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina. (Q.S. Al-Mu’min : 60)

Tidak bermaksud menggurui, karena saling nasihat menasihati dalam ranah kebaikan sangat dianjurkan dalam agama dan semoga membawa kebaikan bagi kita semua. Jadi, apa hikmah dari ayat-ayat tersebut? Hikmahnya, jika kita sedang diberi cobaan, hakikatnya Tuhan menganggap kita mampu melampaui cobaan yang Dia berikan.

Dan, tak lupa Tuhan senantiasa datang membawa kabar gembira dengan ayat-ayat penghiburan.

Sumber: http://filsafat.kompasiana.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: