pemahaman tentang konseling

Author : Isnaini | Senin, 29 Februari 2016 11:31 WIB

Konseling merupakan terjemahan dari kata Counselling (BahasaInggris). Ada yang sependapat dengan penterjemahan kata Counselling menjadi penyuluhan, namun ada juga yang kurang sependapat dengan alasan karena penyuluhan berasal dari kata “suluh”, yang memiliki arti obor (penerangan) sehingga konseling diartikan penyuluhan, yang berarti memberikan penerangan kepada orang yang belum tahu tentang sesuatu yang belum diaketahui agar menjadi tahu. Jika diartikan berdasarkan bahasa Arab, suluh sama dengan  (Sholih) maka akan berarti meluruskan sesuatu yang salah. Barang kali makna ini lebih tepat untuk mengartikan konseling sebagai kegiatan untuk meluruskan perilaku yang salah atau kurang sesuai. Namun begitu, di bidang pendidikan terjemahan yang dianggap paling tepat untuk counseling adalah konseling, dan konseling ini merupakan ciri profesi penyuluhan yang dilaksanakan di sekolah. Perbedaan pendapat ini kiranya tidak perlu dibesar-besarkan, sebab yang penting adalah pembimbing melakukan tindakan sesuai dengan arti yang dikandung dalam counseling tersebut. Maksudnya, boleh saja menggunakan istilah penyuluhan atau konseling asalkan apa yang kita lakukan adalah seperti yang dikandung dalam counselling. Bukan memberikan penerangan (obor/penerangan), nasihat kepada siswa. Selanjutnya, apa arti counseling? Untuk memahami arti istilah ini baiklah kita perhatikan pendapat beberapa para ahli berikut.

  1. Arthur Jones (1977) memberikan batasan, konseling adalah suatu proses membantu individu untuk memecahkan masalah-masalahnya dengan cara interview. 
  2. I. Jumhurdan Moh. Surya (1975) memberikan batasan, konseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individu (face to face relationship). 
  3. W. S Winkel SJ (1997) memberikan batasan: penyuluhan merupakan suatu saluran bagi pemberian bimbingan. Dalam rangka penyuluhan diadakan diskusi/pembicaraan antara seorang penyuluh (cousellor) dengan satu orang (individual counseling). 

Dari beberapa batasan tersebut kiranya dapatdisimpulkan bahwa konseling adalah suatu bimbingan yang diberikan kepada individu (siswa) dengan tatap muka (face to face) melalui wawancara.Face to face (hubungan timbal balik) dan wawancara ini merupakan ciri konseling. Umumnya konseling diberikans ecara individual, namun sebenarnya bisa pula diberikan secara kelompok (bersama-sama). Pelayanan konseling terutama ditujukan kepada individu yang terlanjur bermasalah. Sebagaimana yang telah dibahas bahwasanya konseling dapat digunakan untuk mengatasi yang muncul di sekolah.Karena itu,  layanan konseling ini memerlukan keahlian dari orang yang memberikannya. Pelayanan konseling merupakan pelayanan professional, artinya semua orang berhak melakukannya. Dengan melihat makna atau batasan seperti dikemukakan, maka dapat disimpulkan hubungan antara bimbingan dengan konseling adalah konseling merupakan salah satu teknik dalam memberikan bimbingan.Konseling merupakan bagian dari bimbingan sehingga setiap konseling pasti merupakan bimbingan, namun sebaliknya setiap bimbingan tidak harus berupa konseling. 

Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Agar dapat melaksanakan pelayanan bimbingan dengan sebaik-baiknya, maka ada beberapa hal yang perlu dijadikan pedoman, sehingga pelayanan bimbingan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Berikut merupakan prinsip-prinsip bimbingan yang perlu kita pedomani adalah sebagai berikut:

  1. Hendaknya dalam memberikan layanan bimbingan individu (siswa) dianggap sebagai individu yang berkemampuan, termasuk kemampuan untuk memecahkan masalahnya.Merupakan tugas pembimbing untuk meningkatkan kemampuan siswa agar menjadi lebih cerdas sehingga dapat menyelesaikan masalahnya. Dengan berpedoman pada prinsip ini, maka orang yang memberikan nasihat atau menentukan apa yang harus dikerjakan siswa berasal dari kesadaran siswa itu sendiri.
  2. Siswa adalah individu yang berharga, sehingga perlu dihormati, bagaimanapun keadaannya, mereka (siswa) tidak boleh diremehkan, direndah kanmartabatnya, baikolehsikapperbuatanmaupun kata-kata pembimbing. Pembimbinghendaknyamenunjukkansikaphormatkepadaklien, menunjukkanperhatian agar klientumbuh rasa percaya terhadap pembimbing. Perasaan pada proses bimbingan sangat diperlukan. Dengan rasa percaya terhadap pembimbing, siswa mau mengemukakan masalah yang sedang dihadapinya dan tidak menaruh perasaan ragu-ragu, curiga, takut, dan sebagainya.
  3. Siswa sebagai individu yang merupakan kebulatan. Tingkah lakunya diwarnai oleh keadaan fisik, psikis, serta sosial dan latar belakang lainnya, demikian pula kelainan tingkah lakunya. Dengan demikian, siswa perlu dipahami oleh pembimbing keadaannya secara menyeluruh, juga segi kehidupannya.
  4. Siswa adalah merupakan makhluk unik, artinya antara siswa satu dengan yang lain terdapat perbedaan. Dengan demikian, perlu sekali dipahami sifat-sifat dari masing-masing siswa.
  5. Keberhasilan pelayanan bimbingan di sekolah amat diperlukan oleh kesediaan serta kesadaran siswa itu sendiri. Tanpa ada kesadaran tersebut layanan bimbingan tidak akan berjalan. Oleh karena itu, usaha paling awal yang perlu dilakukan oleh seorang pembimbing di sekolah adalah menanamkan kesadaran akan pentingnya bimbingan bagi dirinya, setelah itu baru diberi layanan bimbingan.

 

 Prinsip-prinsip yang diketengahkan di atas hanyalah prinsip-prinsip yang dianggap esensial saja, sehingga masih banyak prinsip lain yang perlu diperhatikan.  


 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: