Pada acara seremonial pengambilan nomor urut pasangan Capres-Cawapres kita bisa mendapatkan pembelajaran. Ada pasangan yg naik bajaj ke gedung KPU. Mungkin bagi pasangan ini naik bajaj merupakan simbol kepedulian pada usaha atau pekerjaan wong cilik dan bajaj adalah angkutan masyarakat kebanyakan. Gagasan ini cukup baik meski ada sedikit pemandangan lucu ketika JK masuk kedalam bajaj seperti masuk kedalam mobil, karena biasanya bila kita masuk bajaj kepala kita yang masuk lebih dulu sehingga mudah masuknya. Bisa dimaklumi sepanjang yang saya ketahui biasanya sehari-hari pejabat naik mobil bukan bajaj. Hal yang menarik lainnya adalah manakala Prabowo masuk ruangan KPU lalu dengan sikap ala militer tegak dan sigap memberikan hormat kepada mantan Presiden kita Ibu Megawati, namun disayangkan ketika para elite lainnya berdiri menyambut pasangan Prabowo-Hatta, ibu ketua umum PDIP ini bergeming tetap duduk tidak ikut berdiri sebagaimana rekan ketua umum yang lain. Entah apa yang ada di pikiran beliau yang dulu pernah sama-sama bersanding denan Prabowo dalam Pilpres 2009 itu. Tetapi bagi rakyat seperti saya apa yang ditunjukkan para elite merupakan pembelajaran yang sangat baik untuk mengenal bagaimana perilaku lahir mereka ketika berinteraksi satu sama lain. Namun terlepas dari "ganjalan" ini saya melihat para elite dari dua kubu ini sangat cair dan mereka begitu akrab satu sama lain tidak ada ketegangan yang bisa dilihat sebagaimana kalau kita lihat "perang" kata-kata di media sosial antara kedua pendukung. Keakraban yang diperlihatkan mereka itu merupakan pembelajaran yang sangat baik bagi para pendukung kedua kubu bahwa ternyata diantara elite yang bersaing itu tampak bersahabat. Lalu manakala kedua pasangan diberikan kesempatan memberikan kata sambutan saya merasakan ketulusan Capres Prabowo menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam Pilpres ini bahkan secara khusus beliau juga menyebutkannya untuk ibu Megawati tanpa dirasa dibuat-buat. Pembelajaran berikutnya adalah ketika Capres Jokowi memberikan sambutan, tampak sekali beliau percaya diri bahkan terkesan beliau sudah menyiapkan diri berpidato di forum itu sehingga saya merasakan kepandaiannya menganalogikan angka 2 itu dengan sangat baik. Namun disayangkan pada akhir pidato beliau menyelipkan kata-kata yang berbau kampanye agar memilih nomor 2. Bawaslu telah menyampaikan pula bahwa hal ini adalah mencuri start kampanye, saya baca beritanya di TVRI pagi ini. Untungnya beliau langusng mengakhiri pidatonya ketika saat itu terdengar ada suara bahwa itu kampanye. Namun demikian dari semua kejadian itu kita sebagai rakyat sudah bisa menilai bagaimana sesungguhnya perilaku elite kita. Tentu selain kita mempelajari rekam jejak, visi misi dan apa yang diucapkan para elite ini, apa yang diperlihatkan secara lahir juga merupakan pembelajaran bagi tidak hanya pendukungnya tetapi seluruh rakyat yang menyaksikannya serta sekaligus bagian dari bahan penilaian sebelum memutuskan untuk memilih siapa di Pilpres 2014. Wallahu a'lam.
https://www.facebook.com/groups/Forum.Guru.RI/303134246478106/?ref=notif¬if_t=group_comment