Peminat Kajian Pendidikan
Kegiatan membaca di dunia pendidikan dasar memang penting karena dengan kegiatan tersebut daya nalar dan kognisi bahkan afeksi anak dapat dilatih hingga akan mampu membentuk sikap anak manakala menerima ilmu pengetahuan. Kegiatan menulis juga tidak kalah pentingnya dalam upaya anak mampu mengartikulasikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk tulisan secara baik, benar dan menarik.
Sementara itu kegiatan berhitung juga upaya meningkatkan daya rasionalitas dan nalar, sehingga pengetahuan lain yang diperoleh akan bermanfaat lebih besar yang pada ujungnya bisa menjadi ilmu terapan dan atau teknologi yang membuat segala sesuatunya menjadi efektif, efisien dan produktif. Jadi tidak diragukan kegiatan calistung ini memang dibutuhkan di sekolah dasar.
Namun pendidikan calistung semata tanpa diajarkan cara yang benar meningkatkan kecakapan demakara anak didik akan menghasilkan manusia-manusia pandai, aktif, kreatif dan produktif tetapi kurang memiliki rasa hormat kepada orang lain, kurang tenggang rasa alias miskin empati dan tidak mampu menyampaikan pesan secara lisan dengan baik dan efektif. Kenapa demikian?
Karena anak didik tidak diajarkan pentingnya mendengar pendapat orang lain bahkan tidak hanya sekedar "mendengar" tetapi juga menyimak karena "mendengar" dan menyimak sesuatu yang tidak sama. Orang bisa "mendengar" tetapi belum tentu menyimak. Jadi menyimak adalah mendengar tingkat tinggi. Dimulai dari mau mendengar orang lain lalu berusaha menyimak pendapat orang lain tersebut. Keterampilan berikutnya selain kecakapan mendengar dan menyimak adalah berbicara.
Seperti kita ketahui bahasa tutur dan bahasa tulis merupakan bentuk bahasa verbal atau mengeluarkan kata-kata yang bermakna dalam komunikasi, namun keduanya berbeda sifat dan pendekatan. Jikalau dalam tulisan kita tidak terlalu memikirkan pentingnya bentuk komunikasi non verbal tetapi pada bahasa tutur kita sangat memerlukan adanya unsur komunikasi non verbal. Bahkan dari satu penelitian terungkap bahwa keberhasilan komunikasi bahasa tutur terletak pada kekuatan bahasa nonon verbalnya atau komunikasinon vernal yakni mencapai 93% sedangkan pesannya (kata-kata) itu sendiri hanya menyumbangkan 7% saja.
Apa saja yang termasuk dengan komunikasi non verbal? Tekanan, intoasi suara, bahasa tubuh, gerakan, postur, penampilan dan sejenisnya merupakan bagian dari komunikasi non verbal. Menurut ahli komunikasi peningkatan kualitas komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan latihan, latihan dan latihan. Nah, latihan yang utama tentunya manakala pada usia sekolah dasar anak-anak sudah diajarkan demakara tersebut karena demakara (mendengar, menyimak dan berbicara) merupakan satu kesatuan yang dapat meningkatkan kualitas soft skills individu termasuk anak didik.....(bersambung lagi....)