Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia di Tengah Perlambatan Ekonomi Dunia
Bagian
I
Pertumbuhan
ekonomi sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan dalam perekonomian
dicerminkan dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk menentukan seberapa besar
pertumbuhan ekonomi dapat digunakan beberapa model pendekatan seperti Model
Horrad-Domar dan Model Sollow. namun secara keseluruhan untuk menghitung
pertumbuhan ekonomi dapat menggunakan formulasi (PDB tahun sekarang dikurangi
tahun sebelumnya) dibagi dengan PDB tahun sebelumnya, karena bentuk dari pertumbuhan
ekonomi adalah persentase maka dikalikanlah 100%.
Sebagian ekonom
mempermasalahkan besaran angka pertumbuhan ekonomi, apakah target dan realisasi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 6% sesuai dengan harapan dan kenyataan
di lapangan ataukah angka tersebut hanya sebagai target "economics
politics"supaya negara Indonesia masih dapat meraih ranking terbaik dari
World Economics Forum, dengan tujuan menaikkan Foreign Direct Investment (FDI).
Indonesia memiliki
pasar yang sangat besar, sehingga diperkirakan laju pertumbuhan ekonominya
masih stabil bila terjadi sedikit “shock” di luar negeri. Proses pertumbuhan
ekonomi tentunya tidak lepas dari beberapa hal yang mempengaruhinya diantaranya
adalah Actions of Goverment, Technology and saving ratio. Secara sederhana PDB
didapatkan dari konsumsi dan saving, untuk perekonomian modern PDB tidak hanya
didapat dari kedua hal tersebut, namun masuknya Investasi dari luar juga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan PDB
di Indonesia jika dilihat atas dasar harga konstan (pertumbuhan riil) memiliki
nilai yang relatif tinggi namun tidak mengalami perubahan dari tahun 2004
hingga 2011.
Tabel pertumbuhan
PDB
|
2005 |
2006 |
2007 |
2008 |
2009 |
2010 |
2011 |
PDB Harga Berlaku |
21% |
20% |
18% |
25% |
13% |
15% |
15% |
PDB Harga Konstan |
6% |
6% |
6% |
6% |
5% |
6% |
6% |
Sumber : BPS
Jika
dibandingkan dengan beberapa negara tetangga perekonomian Indonesia masih
stabil dan memiliki peluang untuk berkembang. Nilai pertumbuhan ekonomi yang
stagnan di angka 6% mengindikasikan adanya pelambatan ekonomi secara global,
namun Indonesia mampu tetap bertahan di level tersebut karena dukungan konsumsi
yang cukup besar di dalam negeri.
Bersambung.