.jpeg)
Hal menarik yang perlu saya ungkapkan disini adalah bahwa biasanya umum terjadi di lembaga kemahasiswaan bagi mereka yang kalah dalam kontestasi atau memiliki suara nomor dua dan tiga akan ditempatkan oleh pemenang Pemilu itu sebagai bagian dari "kabinet" kepengurusan pimpinan yang baru. Pemenang nomor dua mungkin bisa menjadi sekretaris jendral dan yang nomor tiga bisa ditunjuk oleh sang pemenang sebagai wakil ketua umum atau salah satu ketua di lembaga kemahasiswaan itu.
Sang Presiden terpilih akan menempatkan pesaingnya pada posisi strategis di pemerintahan seperti misalnya menteri koordinator atau menteri sekretaris negara atau pun posisi yang dianggap penting dalam mendampingi Presiden terpilih menjalankan amanah yang diterimanya dari rakyat Indonesia. Seandainya kebiasaan mengakomodasi aspirasi pesaing dari Presiden sebelah dapat ditampung dan disalurkan bukan idak mungkin demokrasi kita ini akan tampak sejuk dan indah, sekaligus memberikan contoh kepada rakyat bahwa diantara elite terdapat kerukunan politik.
<p style="text-align: justify;" justify;\\"=""> Oleh karena itu tidak ada salahnya apabila Pesiden terpilih nanti yang sebentar lagi akan diumumkan KPU masing-masing sudah mengumumkan susunan kabinetnya yang berasal dari kedua kubu. Tentu saja personil dari kubu pemenang bisa lebih banyak karena hal ini wajar namun oran-orang terbaik dari kubu sebelah sebaiknya juga dimanfaatkan oleh pihak pememnag agar tim kabinet mendatang terbentuk dengan keberagan yang menyatu. Bukankah hal ini sesuai dengan prinsip bangsa ini dalam berbangsa dan benegara yakni bhineka tunggal ika, meski beraneka ragam kepentingan, aspirasi dan sebagainya tetapi tetap bisa kita jaga kesatuan dan persatuannya, karena memang kita adaah bangsa yang satu bangsa yang bersaudara.
http://old.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4859:presiden-terpilih-perlu-belajar-dari-lembaga-mahasiswa&catid=35:artikel&Itemid=210
