PRESTASI DAN PRESTISE (UKG, UAN dan pileg 2014)

Author : Lilis Sulianita | Selasa, 01 April 2014 09:40 WIB

PRESTASI DAN PRESTISE

(Ulasan UKG, UAN dan pileg 2014)

 

Lilis Sulianita, S.Pd,MM

Widyaiswara LPMP NTB

 

PENDAHULUAN

Memasuki bulan april 2014 sejenak kita perlu merefleksi beberapa peristiwa yang terjadi di bulan maret 2014. Beberapa peristiwa yang menunjukan betapa setiap orang ingin dan selalu berusaha memiliki prestasi. Diawali tanggal 3-8 maret adanya Uji kompetensi Guru on line (UKG – On Line), yang mana guru dituntut untuk menunjukan kemampuan Paedagogik dan Profesionalnya dengan menjawab soal-soal yang ada dalam uji Kompetensi guru (UKG – On Line), Kesuksesan (UKG – On Line) di Nusa Tenggara Barat, selain karena kesiapan penyelenggara juga sangat didukung oleh peran aktif dari peserta UKG itu sendiri , yaitu guru. Kenapa guru begitu antusias mengikuti UKG? Jawabannya yaitu karena UKG merupakan pintu masuk Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG), jika lulus dalam Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru ( PLPG) gelar sebagai guru Profesional akan tersematkan. Pencapaian sebagai guru professional merupakanprestasi dan prestise tersendiri bagi seorang guru.

16 Maret sampai 5 April 2014 kampanye rapat umum terbuka peserta Pemilu 2014. Kampanye rapat umum terbuka ini sangat ditunggu-tunggu oleh para caleg kontestan peserta pemilu 2014. Hal tersebut dibuktikan bahwa sebelum kampanye umum terbuka dimulai sudah banyak para Caleg dari partai kontestan pemilu 2014 yang telah mencuri start lebih awal. Mencuri start kampanye ditandai dengan pemasangan spanduk, stiker caleg di pinggir jalan, rumah warga, dipepohonan jauh sebelum bulan maret. Kenapa para caleg antusias berkampanye? Jawabannya jelas yaitu Agar mereka (para Caleg lebih dikenal) oleh masyarakat, kemudian masyarakat tertarik dan dalam Pemilu 2014 dan tidak lupa mencoblos gambar mereka. Tatkala mereka terpilih menjadi anggota legeslatif dan bisa mewalikili rakyat , merupakan prestasi dan prestise bagi seorang politisi dan partai untuk memenangkan pemilu 2014.

Dalam dunia pendidikan persiapan yang luar bisa untuk menyongsong Ujian Akhir Nasinal (UAN) telah dilakukan di sekolah-sekolah. Ujian Akhir Nasinal (UAN) akan dilaksanakan tanggal14-16 April 2014 untuk SMA/MA, SMK/MAK, dan SMALB . Di_bulan maret ini beberapa sekolah telah melakukan try out UAN. Sedangkan untuk pengayaan materi pelajaran atau les untuk mata pelajaran yang di UAN kan beberapa sekolah telah memulai lebih awal. Kontribusi nilai ujian nasional untuk kelulusan dari satuan pendidikan sebesar 60% sedangkan 40 % berasal dari nilai raport yang merepresentasikan hasil penilaian guru selama proses belajar disekolah tersebut.Terlepas dari adanya Pro Kontra terkait UAN, Ternyata UAN masih ampuh untuk mendorongsiswa, guru dan sekolah untuk extra bekerja keras agar bisa mencapai nilai UAN tinggi dan target siswa lulus 100 %. Pencapaian Nilai UAN tinggi merupakan salah-satu bukti pencapaian prestasibelajar siswa, prestasi mengajar guru dan Prestasi Sekolah. Yang pada akhirnya bisa pengangkat prestise sebuah sekolah.

 

 

 

 

SEPUTAR PRESTASI DAN PRESTISE

Tepat diawal minggu keempat bulan maret, yaitu senin 24 maret 2014 telah diperingati sebagaiHari Internasional untuk Prestasi. Prestasi Indonesia di kancah internasional telah banyak di tunjukan misalnya : dalam bidang olah raga ( catur, volley , bulutangkis), dalam bidang pariwisata Indonesia sangat kenal di kancah Internasional, kerajinan tangan seperti batik dll. Untuk mencapai suatu prestasi tidaklah semudah membalikan telapak tangan, diperlukan suatu usaha. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan pre stasi? Kata prestasi sudah sangat familiar dimasyarakat kita, dalam KBBI (Kamus besar Bahasa Indonesia) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Adapun jenis-jenis prestasi:

1. Prestasi Akademis, yaitu prestasi hasil belajar yang diperoleh dari hasil belajar disekolah atau perguuruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Contohnya, berhasil mencapai nilai UAN tinggi atau nilai UAN memenuhi standar kelulusan.

2. Prestasi belajar, yaitu prestasi yang berupa penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukankan nilai tes atau angka nilai yang didiberikan oleh guru. Contohnya, nilai raport , nilai uji Kompetensi sekolah dan nilai ujian sekolah diatas standar yang ditentukan atau diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

3. Prestasi kerja, yaitu prestasi yang berasal dari hasil kerja yang dicapai oleh karayawan , pegawai , dan lain-lain dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.contohnya Nilai UKG memenuhi Grade yang ditentukan, Penilaian kinerja guru mencapai kriteria Baik atau amat baik, seorang politisi atau caleg berhasil meraih suara yang ditentukan. Untuk menduduki jabatan legeslatif, seorang pegawai bisa naik jabatan atau pangkat.dan lain-lain.

Prestasi siswa dalam menyelesaikan pendidikan adalah bagaimana siswa bisa menguasai Standar kelulusan yang ditentukan, dimana siswa memiliki atau menguasai kompetensi Pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang berkarakter. Salah satu tolak ukur prestasi bisa dilihat dari Nilai Ujian akhir Nasional (UAN) untuk menilai kompetensi pengetahuan atau kognitif siswa ( Prestasi Akademis). Kelulusan siswa, ditentukan dari 60 % Nilai UAN dan 40 % dari nilai prestasi belajar yang berupa penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dikembangkan melalui mata pelajaran ditunjukankan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru dalam bentuk nilai raport. Jadi Kelulusan seorang siswa dalam satu jenjang pendidikan SD, SMP, SMA ditentukan oleh prestasi Akademik dan Prestasi Belajar.

Bagaimanakah cara mencapai prestasi? ada banyak cara untuk mencapai prestasi. Secara gampangnya ada cara yang baik dan cara tidak baik. Ada cara instan dan cara tidak instan ( butuh perjuangan dan kerja keras).

1. Cara Instan identik dengan cara tidak baik, prestasi tidak tahan lama biasanya bersifat sesaat. Misalnya untuk mencapai prestasi akademis , prestasi belajar dan prestasi kerja dengan cara instan, yaitu: mencotek, kerjasama dengan teman saat ujian, membocorkan soal ujian, Money politic dan lain-lain. Dengan cara seperti tersebut memang bisa, tetapi dalam jangka panjang akan ketahuan bahwa itu bukan prestasi yang sebenarnya. Contoh kasus yang sering ditemuibeberapa siswa SMP nilai UAN untuk Bahasa Inggris, Matematika diatas 8.00 bahkan 9.00 tetapi saat ada placement test untuk masuk jenjang berikutnya ternyata kemampuan berhitung dan berbahasa inggris tidak tidak merepresentasikan nilai yang diperoleh. Demikian juga dengan Caleg begitu menduduki jabatan sebagai wakil rakyat bukanya memikirkan rakyat atau mewujudkan janji-janji kampanye, tetapi sibuk dengan bagaimana caranya agar uang yang dikeluarkan sewaktu kampanye bisa segera kembali. Cara yang tidak baik atau instan sebaiknya ditinggalkan kerena cara tersebut tidak akan bisa “ mencerdaskan kehidupan bangsa “ yang terjadi justru” pembodohan terhadap bangsa.”

2. Cara yang baik biasanya ditandai dengan kerja keras, ada perjuangan dan jangka waktu yang lama (tidak Instan). Dengan cara ini biasanya prestasi yang diperoleh akan bertahan dalam jangka panjang dan memiliki kepuasan tersendiri. Misalnya untuk mencapai prestasi akademis dan prestasi belajar seorang siswa harus rajin belajar, rajin membaca, dan belajar secara rutin “ tidak hanya pada saat akan ujian” atau biasa disebut (SKS) sistem kebut semalam. Dengan belajar rutin daya ingat akan suatu ilmu akan lebih tertanam dan pembentukan sikap rajin, disiplin, cinta ilmu pengetahuan, jujur akan ikut tertanam dalam proses belajar yang sesungguhnya.

Sedangkan untuk prestasi kerja bisa dicapai jika seorang karyawan atau pegawai menjalankan Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) nya dengan baik contohnya guru tidak seharusnya mengalami kesulitan dalam menghadapi UKG dan PKG (Penilaian Kinerja Guru) Karena kedua mengukuran tersebut memang mengukur kemampuan guru dalam menjalankan tupoksi dan kompetensi. Sedang untuk para politisi (Caleg) prestasi kerja tidak selesai begitu dinyatakan memiliki suara banyak dan layak menduduki jababatan wakil rakyat. Pada saat menduduki jabatan sebagai wakil rakyatlah sebenarnya dimulai penilaian kinerja, penilaianya adalah rakyat. Prestasi akan berimbas pada kemenangan partai di pemilu berikutnya dan kedudukan sebagai wakil rakyat dapat atau bisa diperpanjang hingga lima tahun kedepan.

Berdasarkan ilmu sosiologi dan IPS Prestise adalah peranan social terhadap kedudukan tertentu; tingkatan tertentu pada posisi-posisi yang dihormati. Dalam kamus besar bahasa Indonesia prestise adalah wibawa (perbawa) yg berkenaan dengan prestasi atau kemampuan seseorang. Jadi prestiseselalu terkait dengan kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi sehingga mencapai posisi yang terhormat. Sebagai contoh tatkala siswa mampu lulus UAN dengan nilai yang sangat baik siswa tersebut dikatakan berprestasi dan secara otomatis prestise siswa naik dimata teman-teman. Bagi sekolah yang mampu meluluskan siswanya 100% maka sekolah tersebut mampu mencapai prestasi dan prestisenya Sebagai sekolah yang bagus didapat atau dipertahankan. Seorang Caleg yang mampu meraih suara rakyat dan berhasil menduduki Kursi legeslatif secara otomatis prestise dalam masyarakat naik, yang semula rakyat biasa menjadi wakil rakyat yang duduk di dewan.

 

PENUTUP

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Prestasi selalu terkait dengan prestise. Jadi tidak heran jika setiap orang berlomba-lomba untuk mencapai prestasi tertentu. Tetapi jika pencapaian prestasi hanya bertujuan semata-mata untuk prestise , ada kencerungan cara yang dipilih bukanlah cara yang baik, sehingga hal yang seharusnya menjadi prestasi yang baik menjadi tidak baik. Seperti UAN merupakan ujian yang telah terstandar untuk mengukur prestasi akademik siswa secara nasional, tetapi karena beberapa cara yang tidak baik Akhirnya UAN selalu menjadi Pro dan Kontra, Seperti halnya para politisi atau para Caleg, mereka memang dibutuhkan oleh rakyat untuk mewakili dalam menyampaikan aspirasi, tetapi karena cara dan ulah oknum politisi yang tidak baik, masyarakat menjadi pesimis dan tidak percaya dengan politisi. Siapapun, kapanpun dan dimanapun setiap orang harus senantisa meraih prestasi hanya saja sebaiknya raihlah prestasi dengan cara yang baik.

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: