Berdasarkan informasi dari Hidayatullah.com Kepala Pusat Pusat Pengembangan Penelitian dan Pendidikan Pelatihan Kementerian Agama H. Abdul Jamil mengatakan, jumlah santri pondok pesantren di 33 provinsi di seluruh Indonesia mencapai 3,65 juta yang tersebar di 25.000 pondok pesantren. Sementara itu menurut Menteri Agama Surdharma Ali yang dikutip Okezone.com jumlah Madrasah hampir mencapai 40.848 unit.40.848 unit. Belum lagi mereka yang menuntut ilmu agama di lembaga perguruan tinggi Islam seperti UIN, IAIN, STAIN dan sejenisnya. Maka bisa kita bayangkan betapa banyaknya mereka yang belajar agama (Islam) di Indonesia.
Lapangan pengabdian di Indonesia untuk mereka yang berlatar belakang pendidikan keagamaan tersebut juga terbuka di luas di Indonesia, walau mungkin rasionya masih belum memadai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya usul agar kementerian lintas sektoral (Agama, Tenaga Kerja, dan instansi terkait) dapat segera menyiapkan tenaga-tenaga guru pendidikan agama (Islam) yang andal untuk bertugas dakwah di luar negeri. Minimal negara-negara dilingkungan ASEAN sangat memungkinkan bagi mereka untuk mengabdikan ilmunya. Secara kultural negara-negara ASEAN tidak jauh berbeda dengan iklim budaya Indonesia sehingga sangat tepat jika para ustadz dan kyai muda Indonesia ini menjalankan misinya ke negara-negara yang akar budaya tidak jauh berbeda.
Disamping berdakwah, tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan mereka di negara-negara tersebut dapat mengharumkan nama bangsa dan negara yang berhasil melahirkan ustadz dan guru agama yang kompeten, lalu juga membantu pemerintah dalam turut memberdayakan dan mensejahterakan rakyat serta menghasilkan devisa bagi negara. Sepanjang pengalaman penulis tinggal di luar negeri guru ngaji atau guru agama sangat dihormati, tidak hanya di negara kita tapi juga di komunitas-komunitas Muslim di negara Malaysia, Brunei dan Timur Tengah bahkan hingga di negara Amerika,Eropa, Australia dan negara maju lainnya.
Para komunitas Muslim di negara-negara tersebut berdasarkan pengalaman penulis sewaktu berada di ASEAN, Eropa dan Amerika amat membutuhkan bimbingan agama dan mengaji Al Quran dari seorang guru/ustadz yang kredibel. Ustadz dari Indonesia relatif dikenal oleh mereka sebagai guru yang mumpuni dalam hal ini. Kerapkali kita yang berasal dari Indonesia ketika berada di dalam komunitas Muslim disana langsung mendaulat kita agar dapat mengajarkan ngaji kepada mereka. Ini bukti bahwa orang Indonesia dikenal mahir dalam membaca al Qur'an.
Nah, jika demikian mengapa tidak kita seriuskan program pembinaan guru mengaji dan atau guru agama untuk kita persiapkan secara mental, kultural dan ilmu untuk berdakwah sekaligus mengabdikan dirinya. Bukankah ini suatu ladang dakwah dan amal sholeh menurut ajaran agama (Islam)? Disisi lain lahan pengabdian mereka menjadi luas tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Kita pun akan dikenal sebagai penghasil tenaga profesional dibidangnya.
sumber
http://old.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3162:siapkan-guru-agama-untuk-qgo-internationalq&catid=35:artikel&Itemid=210