Sinetronisasi dalam Media TV

Author : Mochamad Rofik | Selasa, 29 Januari 2013 21:45 WIB

Tidak bisa dipungkiri bahwa media massa (mass media) memiliki peran besar dalam membentuk perilaku pemirsanya. Terutama TV yang memiliki kelebihan-kelebihan khusus dibanding media massa lain seperti Koran, majalah ataupun media online yang belakangan ini mulai menggeser media konvensioanal. Kelebihan-kelebihan seperti visualisasi, soundtack dan juga pembingkaian program yang apik tentu akan memikat banyak masyarakat untuk menonton acara TV tersebut.

Tidak semua program-program TV yang tayang di negeri ini buruk, banyak pilihan program-progam motivasi, keluarga dan juga anak yang masih patut dan layak untuk ditonton. Tapi tidak sedikit pula program-program TV yang cenderung mendoktrin secara tidak langsung agar pemirsanya berperilaku konsumtif, Individualis dan cenderung sinetronisasi. Sudah barang tentu hal ini bertolak belakang dengan budaya dan karakter masyarakat Indonesia yang sederhana, senang bergotong royong dan menjunjung tinggi toleransi akan perbedaan.

Salah satu program TV yang hangat diperbincangkan adalah sinetron. Sinetron yang mendidik tentu akan berdampak positif bagi pemirsanya, akan tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa hampir seluruh tayangan sinetron lebih mengedepankan rating, tanpa melihat sisi budaya dan humanisme pemirsanya. Rating oriented tentu bukan menjadi hal baru di dunia pertelevisian akan tetapi semua lini bangsa juga harus ingat tujuan awal Negara ini terbentuk. Jangan sampai segelintir oknum bangsa membodohi bangsanya sendiri hanya karena rating oriented dimana nantinya kehidupan sosial bangsa Indonesia terkena doktrin sinetronisasi.

Jika kehidupan masyarakat sudah sinetron oriented, kita bisa prediksi bahwa kualitas masyarakatnya tidak akan jauh dari apa yang ditontonnya. Hal semacam ini tidak bisa dibiarkan begitu saja harus ada komitmen bersama baik dari pemerintah, pelaku media dan tentunya masyarakat sendiri. Jika memang tayangan TV tersebut tidak berkualitas masyarakat juga jangan ragu-ragu untuk melaporkannya ke pihak berwenang dalam kasus ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: