Subsidi BBM untuk Angkutan Umum

Author : Aries Musnandar | Jum'at, 21 November 2014 11:51 WIB

Kita semua tahu betapa pertumbuhan kendaraan bermotor pribadi yang digunakan di jalan raya meningkat luar biasa sementara fasilitas jalan raya dan angkutan umum nyaris terbengkalai. Padahal subsidi bahan bakar minyak (BBM) kepada mereka yang memiliki kendaraan motor pribadi luar biasa besarnya sehingga membuat pembengkakan ekonomi yang tidak perlu. Oleh karenanya, pemerintah harus mengubah cara pandangnya secara kreatif out of the box atau beyond ordinary thinking dengan menggeser subsidinya selama ini pada BBM beralih dengan menyubsidi angkutan umum di bidang pelayanan transportasi rakyat.

Mekanisme dan prosedur pemberian subsidi dapat dikaji dan dijabarkan lebih lanjut, tetapi yang terpenting pihak pemerintah harus menampakkan terlebih dahulu niat untuk memerhatikan angkutan umum. Sebab jika subsidi BBM dicabut, yang paling menderita adalah angkutan umum dan rakyat kebanyakan. Merekalah yang akan merasakan dampak langsung dari pencabutan subsidi BBM. Oleh karena itu harus ada komitmen pemerintah berpihak kepada mereka sebelum memutuskan penarikan subsidi BBM.

Selama ini tampak pemerintah lebih melayani keinginan kaum menengah ke atas. Hal ini wajar bin pantas karena orang-orang di pemerintahan yang mengambil keputusan itu berada dalam tingkat kesejahteraan menengah ke atas sehingga keputusan yang diambil lebih sering menguntungkan kaum the have, sedangkan kaum lemah dan papa, yakni rakyat kebanyakan, selalu menjadi korban dari hasil keputusan yang tidak berempati kepada nasib mereka.

Sementara itu, orang-orang “kaya” di pemerintahan itu oleh bos besarnya (pimpinan nasional) tidak diperintahkan untuk menggunakan kendaraan umum sebagai sarana pembelajaran karena bos besarnya itu juga sangat menikmati kawalan lalu lintas dari polisi dan sangat jauh dari hidup sederhana yang selalu didengungkan sebagai pelengkap retorika pencitraan. Jadi kini saatnya pemerintah segera mengubah paradigma dan gaya hidupnya yang simpati dan empati pada rakyat kebanyakan. Rasakan naik angkutan umum dan keluarkan keputusan yang berpihak kepada wong cilik. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali.

Aries Musnandar
Malang,Jawa Timur

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: