Tolok Ukur Suksesnya Pendidikan Agama (Islam)

Author : Aries Musnandar | Sabtu, 07 Juni 2014 10:30 WIB

Apa tolok ukur sukses tidaknya pendidikan (baca: penerapan) agama Islam di Indonesia? Menurut saya sederhana saja yakni apakah kehidupan di Indonesia telah berhasil dan mencapai tingkat yang lebih baik dibanding negara-negara lain terutama yang mayoritasnya bukan Muslim. Indikator yang bisa kita lihat apakah penerapan ajaran agama (Islam), sebagai kelanjutan dari pendidikan agama itu, adalah dengan melihat prestasi negara dibidang ekonomi, pendidikan, implementasi hak-hak azasi manusia, tingkat korupsi dan indikator di bidang lainnya. Dan kita menyaksikan bersama betapa (masih) terpuruknya bangsa ini.

Dibidang ekonomi negara ini belum membanggakan karena masih banyak rakyat yang hidup dalam garis kemiskinan. Di bidang pendidikan pun demikian pula, dalam berbagai riset dan kenyataan keluaran pendidikan di Indonesia secara rata-rata masih jauh dari harapan. Dibidang korupsi justeru Indonesia dikenal sebagai salah satu negara terkorup di dunia. Pendek kata, negeri yang penduduknya menganut agama Islam ini masih belum mampu menerapkan nila-nilai ajaran agamanya yang mulia tersebut.

Berdasarkan hasil survey yang diterbitkan oleh salah satu jurnal (Berkeley-based Global Economy Journal) pada 2010 tentang "How Islamic are Islamic Countires? atau seberapa jauh negara Islam itu Islami? ternyata Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia berada di peringkat bawah bersama negara-negara Muslim lainnya. Sementara Selandia Baru sebagai negara non Muslim ditempat pertama disusul Luxembourg dan negara-negara non Muslim lainnya. Ini menunjukkan ternyata negara non Muslim dinyatakan lebih "Islami" dibanding negara Muslim.

Negara-negara maju di dunia mayoritas penduduknya bukan umat Islam tetapi aspek integritas,  kejujuran, ketekunan, disiplin, dan berbagai sifat baik lainnya sudah dikenal sangat tinggi dibanding negara-negara berkembang yang penduduknya dominan beragama Islam. Fenomena ini membuat kita bertanya-tanya, mengapa ajaran Islam yang begitu sarat dengan nilai-nilai luhur tersebut tetapi tidak tampak secara terang benderang di negara ini sebagai negara terbesar di dunia yang penduduknya beragama Islam. Kondisi ini semestinya menjadi introspeksi atau bahan evaluasi pemerintah Indonesia yang juga mayoritas Muslim, mengapa nilai-nilai Islami itu tidak melekat erat pada diri penganutnya sehingga membumi dii negeri kaya sumber alam ini?

Pendidikan agama di Indonesia jangan dibatasi sekedar "classroom" atau di ruang-ruang kuliah dan manakala berada di ruang-ruang publik ternyata nilai-nilai agama itu tidak banyak ditemukan. Penerapan agama masih bersifat ritual simbolik dan rutinitas belaka, tidak dijabarluaskan dalam bentuk implementasi di lapangan dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi dalam berbangsa dan bernegara. Tata cara pengajaran dan pembelajaran agama di sekolah-sekolah belum signifikan berhasil menghiasi kehidupan pribadi-pribadi Muslim secara merata. Pekerjaan rumah bangsa ini mestinya disikapi serius oleh pemerintah yang bertugas mengedukasi masyarakat agar nilai-nilai Islam dalam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan jangan diartikan sempit sebatas pendidikan formal karena dalam sistem pendidikan bersifat formal, non formal dan informal, itu berarti pendidikan juga terjadi dilingkungan keluarga. Mengapa pemerintah yang kerap dipersalahkan atas lemahnya keluaran pendidikan di Indonesia? Saya kira wajar saja sebab pada diri pemerintah melekat erat otoritas, memiliki 'senjata' dan wewenang yang sangat besar dibandingkan dengan komunitas masyarkat biasa, oleh karena itulah pemerintah akhirnya dianggap bertanggungjawab atas kekeliruan dalam membelajarkan masyarakat agar dapat menerapkan ajaran agama di Indonesia secara baik dan benar.

http://old.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4425:tolok-ukur-suksesnya-pendidikan-agama-islam&catid=35:artikel&Itemid=210

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: