Virus-Virus Penghambat Motivasi Kerja

Author : Aries Musnandar | Senin, 17 November 2014 10:05 WIB

Anda tentu sudah akrab dengan istilah virus bukan? (maaf ini bukan cirus sang Jaksa yang dulu ramai dibicarakan atas kasusnya itu). Kalau selama ini virus dikenal sebagai penyebab sakitnya tubuh manusia, namun belakangan semenjak teknologi komputer berkembang cepatnya, kata virus kemudian mencuat sebagai kata yang menakutkan bagi pengguna komputer. Kerusakan sistem teknologi informasi dapat disebabkan oleh munculnya virus-virus yang dapat merusak dan menghilangkan data yang dimiliki pengguna. Singkatnya, virus menjadi satu kata yang menakutkan karena virus dapat menebar dan merebak kemana-mana

Kini cara kerja virus yang sistemik dan menjalar ini pun dapat kita temukan di dunia pekerjaan. Karyawan yang bekerja dapat terjangkiti virus, namun virus yang satu ini bukan merupakan makhluk bakteri yang secara fisiologis hidup tetapi lebih bersifat psikologis karena virus yang satu ini merupakan penyakit psikologis manusia yang mengganggu manusia itu sendiri dalam bekerja. Sehingga motivasi karyawan untuk bekerja menjadi terganggu. Akibatnya bisa dipastikan hasil kerja tidak optimal.

Motivasi seseorang merupakan bagian penting dalam kehidupannya. Orang yang kurang memiliki motivasi akan bertindak atau berperilaku tidak sepenuh hati bahkan mungkin tidak mau melakukan sesuatu pekerjaan apapun. Banyak faktor yang menyebabkan surutnya motivasi seseorang. Motivasi memegan peran penting dalam melakukan pekerjaan karyawan. Bila motivasi kerja karyawan menurun, maka tindakan orang tersebut dapat menjurus kearah sikap masa bodoh, apatisme, sinisme, atau pun pesimisme, sehingga suasana kerja menjadi tidak nyaman karena karyawan-karyawan yang tidak termotivasi kerja biasanya menggerutu, senantiasa menyebarkan ketidakpuasan-ketidakpuasan kepada rekan kerja lainnya, menyampaikan hujatan-hujatan dan bersungut-sungut dalam bekerja

Faktor-faktor yang menyebabkan karyawan kehilangan motivasi kerja tersebut merupakan virus-virus berbahaya yang perlu segera di vaksinisasi atau diberantas tuntas. Sebab karyawan yang diserang virus-virus ini akan bekerja sekedar hanya untuk mencari makan semata, tidak lebih dari itu. Ia tidak akan dan tidak pernah bersemangat untuk menunjukkan dan mengembangkan penampilan terbaiknya (Jaques, 1996, Hodgetts & Luthans, 1997). Seandainya pihak pimpinan atau manajemen perusahaan bilang dan beretorika dihadapan karyawannya bahwa perusahaan akan membangun quality management yang bersertifikasi internasional, service excellence atau customer

delightful, world class company, high tech-high touch, requisite management organisation dan global competitiveness serta sejumlah istilah keren ala perusahaan Multinasional, maka itu (maaf) cuma omong kosong belaka Hal ini karena penyakit psikologis yang menjelma dalam virus-virus itu telah menggurita dan masuk stadium lanjut sehingga motivasi kerja para karyawan sampai pada titik nadir.

Virus-virus penyebab hilangnya motivasi kerja karyawan sangat banyak jumlahnya, paling tidak penulis berhasil mengidentifikasi 9 virus berbahaya tersebut:

  1. Atasan terlalu obral janji
  2. Bila salah dikritik-Bila benar tak ada pujian
  3. Informasi disembunyikan
  4. Keahlian tidak digunakan
  5. Kemampuan tidak dikembangkan
  6. Masa depan karir tidak jelas
  7. Suasana kerja yang feodal, gila hormat
  8. Atasan yang selalu dan terbiasa berlindung pada hak prerogatifnya (this is my way), ketika mengambil keputusan jauh dari suasana dialogis
  9. Kesenjangan fasilitas antar karyawan pada level-level tertentu yang diberikan   perusahaan terlalu njomplang

Kesembilan virus ini hanyalah sebagian saja dari banyak lagi virus psikologis yang senantiasa menghambat kemajuan dan motivasi kerja karyawan. Sudah barang tentu virus-virus ini selalu menghantui dunia kerja dan siap membuat perusahaan yang secara ekonomis cerah tetapi secara psikologis runyam. Kalau kondisi seperti ini dibiarkan menjadi fenomena biasa di tempat kerja maka kebangkrutan, kejatuhan perusahaan tinggal menunggu waktu. Mesti ada tindakan serius untuk menangani berbagai virus tersebut diatas.

Berikut tips singkat mengatasi kesembilan virus diatas jika memang melanda perusahaan Anda. Para pemangku kepentingan di perusahaan perlu segera mungkin menerapkan kiat-kiat sebagai berikut: Pertama, setiap Atasan (pimpinan yang membawahi anak buah) tidak diperkenankan secara lisan menjanjikan sesuatu kepada anak buah kecuali dengan tertulis. Janji lisan yang diperbuat Atasan cenderung dapat disalah-gunakan Atasan dan atau disalah-artikan anak buah. Oleh karena itu para Atasan dilarang membuat janji lisan. Janji yang disusun secara tertulis terkait kesejahteraan tidak boleh bertentangan dengan aturan dan ketentuan perusahaan yang berlaku.

Kedua, perusahaan perlu melatih para karyawan termasuk Atasan untuk membiasakan diri memberi pujian bagi karyawan (kolega) yang patut menerimanya. sedangkan jika terdapat kekeliruan maka  karyawan perlu dikritik dan diberikan masukan, hanya saja sebaiknya untuk hal yang satu ini dilakukan secara empat mata saja jangan didepan orang banyak.

Ketiga, perusahaan mesti dibiasakan terbuka, transparan dan tidak ada hal-hal yang disembunyikan. Secara periodik perusahaan menyelenggarakan pertemuan dengan karyawan sebagai bentuk komunikasi internal yang diperlukan dalam upaya menghindari sesuatu yang dianggap tersembunyi oleh para karyawan.

Keempat, "the right man on the right place" merupakan prinsip yang mesti dijunjung tinggi sebagai pengejawantahan profesionalisme pekerjaan.

Kelima,  perusahaan perlu memiliki portofolio setiap karyawan mulai dari bakat, karir, minat, kemampuan yang perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan individu dan perusahaan.

Keenam, "career path" atau jenjang karir pekerjaan disebarluaskan secara individu saat beralngsungnya penilaian kinerja setiap semester atau minimal setahun sekali. Dengan demikian setiap karyawan akan mengetahui jenjang karir yang dapat ditujunya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Ketujuh, perusahaan membuat berbagai kegiatan "family gathering" yang dapat menumbuhkan suasana kerja elegan, dianmis jauh dari feodalisme dan 'jaim' - jaga image (pencitraan).

Kedelapan, wewenang dan tugas yang jelas dan terukur perlu dipunyai perusahaan yang disebut dengan job description & job specification. Dengan demikian tidak ada one man show dan otoritas berlebihan.

Kesembilan, perusahaan selayaknya mengimplementasikan program merit system yang diterapkan secara professional dan adil tanpa menafikan peran serta berbagai elemen karyawan biasa di perusahaan walaupun mereka itu tidak langsung berhadapan dengan peningkatan omset dan keuntungan. Hal ini penting sebab kesejahteraan karyawan yang tidak merata dikhawatirkan akan memperburuk motivasi kerja karywan. Gaji atau fasilitas tertinggi yang diperoleh Atasan tidak boleh sangat tinggi beratus-ratus kali lipat anak buah yang terendah gaji dan fasilitasnya. Bila mungkin perbedaan diantara tertinggi dan terendah cukup puluhan kali lipat saja tidak sampai ratusan kali. Kondisi inilah yang terbaik untuk menciptakan lingkungan kerja kondusif

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: