Lebih dari 20 seniman wayang dan musisi dari perkumpulan ”ASEAN Puppet Exchange” (APEX) berkumpul di George Town Penang, Malaysia, selama 16 – 21 Oktober 2016 untuk mempersiapkan rancangan cerita ”One ASEAN” dengan mengambil fokus komunitas ekonomi ASEAN.
Keterangan tertulis dari ASEAN Foundation yang diterima di Jakarta, Senin, menyebutkan, pertemuan para dalang dan musisi seni wayang itu dilakukan setelah diadakannya serangkaian lokakarya APEX di sejumlah negara ASEAN.
Para seniman wayang tersebut berasal dari Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Singapura, Thailand, Jepang, dan Malaysia. Mereka mengadakan serangkaian pergelaran APEX yang kesembilan.
Pementasan ”One ASEAN Story” akan diadakan pada 22 Oktober 2016 pukul 20.00 WIB di George Town bekerja sama dengan Joe Sidek Productions dari George Town Penang dan Artsolute Ltd dari Singapura.
Adapun alur cerita yang akan diproduksi pada workshop enam hari itu bertajuk ”APEX Live” yang akan menjadi cerita kolaboratif kelima hasil garapan para seniman APEX.
Tema ”Live” bercerita tentang komunitas ekonomi ASEAN, di mana lokakarya dan demonstrasi pertunjukan akan fokus pada kehidupan sehari-hari, keluarga, dan sumber penghidupan masyarakat ASEAN. Acara itu juga diselenggarakan dalam rangka merayakan hari jadi ASEAN ke-50.
Seniman-seniman yang terlibat adalah perwakilan dari Sovanna Phum Art Association (Kamboja), Jampalao (Laos), Sena Wangi (Indonesia), Htwe Oo Myanmar (Myanmar), Sri Warisan Som Said (Singapura), dan Joe Louis Theatre (Thailand).
Sementara itu, seniman tamu didatangkan dari perwakilan Utervision Jepang yang akan mengamati dan menggabungkan ide dan cara pertukaran antarbudaya untuk diaplikasikan di Tokyo.
Melalui pertukaran wayang yang mendukung terwujudnya integrasi budaya secara dua arah itu akan tercipta pemahaman mendalam tentang keragaman sumber penghidupan masyarakat ASEAN, dan melalui cerita rakyat yang diciptakan bersama akan tercipta penyatuan identitas.