Jejak Pangeran Sambernyawa di Sapta Tirta Pablengan

Author : Administrator | Jum'at, 15 Juli 2016 | Suara Merdeka - Budaya

 

Foto: Kaskus

PABLENGAN merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Desa Pablengan menjadi jalur penghubung antara kecamatan Matesih dengan Kecamatan Karangpandan.

Di desa Pablengan terdapat sumber mata air Sapta Tirta, yang merupakan salah satu objek wisata Kecamatan Matesih. Kisah tentang asal mula sumber mata air Sapta Tirta bermula dari kekecewaan Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) terhadap bangsa Belanda yang semakin berani mencampuri urusan dalam keraton Kartasura.

Raden Mas Said kemudian pergi meninggalkan keraton untuk mengadakan perlawanan dengan Belanda. Beliau bertapa di Bukit Argotiloso dan mendapatkan wahyu untuk mengambil pusaka Tombak Tunggul Naga. Tombak tersebut di kemudian hari dipergunakan Raden Mas Said untuk memukul mundur pasukan Belanda.

Dalam pertapaannya, Raden Mas Said memperoleh petunjuk agar turun dari Argotiloso menuju ke tujuh sumber mata air di lereng bukit. Sesampainya di sendang tersebut, beliau mendengar suara gaib agar seluruh balatentaranya dimandikan di seluruh mata air tersebut.

Di tempat mandi pertama, yakni di air Bleng, bertujuan untuk membulatkan tekad (ngeblengake) dan menyatukan cipta, rasa, serta karsa. Sementara di tempat mandi kedua, di air Urus-urus, memiliki makna filosofi agar tujuan beliau mengusir penjajah dapat terurus atau tercapai.

Tempat mandi ketiga, di air Londo/Soda bertujuan agar memperoleh kesegaran jasmani dan tidak kelelahan saat perang gerilnya. Di tempat mandi keempat dan kelima, yakni di air mati dan air hidup (panguripan) bertujuan mengingatkan bahwa hidup dan mati dalam peperangan harus diserahkan kepada Tuhan.

Kemudian di tempat mandi keenam, di air Kasekten, memiliki makna agar pasukan Raden Mas Said mendapatkan kekuatan secara batiniah untuk tak lelah melawan penjajah. Adapun di tempat mandi terakhir atau ketujuh, di sumber air hangat Kamulyan, bertujuan agar segala tujuan mendapatkan ketenteraman, kedamaian, dan kemakmuran.

Oleh Mangkunegara III, di kawasan tersebut dibangun tempat peristirahatan Langen Harja bagi penguasa dan kerabat lingkungan Mangkunegaran.
(Fadhil Nugroho/CN41/SMNetwork)

Sumber: http://berita.suaramerdeka.com/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: