(Analisa/ferdy) PEDULI SINABUNG: Panitia memberikan penjelasan tentang foto dan lukisan yang dipamerkan kepada salah seorang pengunjung pada Pameran Lukisan dan Fotografi 'Seniman Peduli Sinabung' di Medan, Selasa (8/11). Sebanyak 18 pekarya lukisan dan foto menampilkan karya mereka dan hasil penjulan nantinya disumbangkan bagi para pengungsi.
Medan, (Analisa). Sebanyak 18 seniman lukis dan fotografer Sumatera Utara (Sumut) menggelar beragam karya seninya selama 17 hari di Pameran Lukisan dan Fotografi Seniman Peduli Sinabung untuk Kemanusiaan, Selasa (8/11) di Uniland Plaza Medan. Pameran sekaligus penjualan karya tersebut diselenggarakan Simpaian Seniman Seni Rupa Indonesia (Simpassri), yang turut dibuka sejumlah tokoh Sumut, di antaranya Bupati Karo Terkelin Brahmana,Guru Besar Antropologi Prof. Usman Pelly, para tokoh seni rupa dan fotografi, serta beberapa jajaran SKPD di Sumut.
Selama 8-25 November 2016, karya lukisan dan fotografi dengan tema yang cukup humanis dipajang di setiap sudut.
Tampak sejumlah penikmat karya seni antusias melihat hasil tangan seniman lukisan dan fotografi asal Sumut. Bahkan, karya pelukis asal Tanah Karo juga menjadi sorotan. Karena lukisannya mampu mengangkat kondisi area Gunung Sinabung dengan ‘goresan’ yang sangat apik meskipun dengan keterbatasan fisik.
Bupati Karo, Terkelin Brahmana, usai pembukaan turut berharap para seniman di Sumut terus berkarya, khususnya untuk kegiatan sosial. “Pelukis diharapkan terus berkegiatan untuk Sumut. Pemerintah Karo juga sangat antusias dengan kegiatan ini. Namun, hal seperti ini kita harapkan tidak hanya dari pemerintah kabupaten (pemkab) saja, juga berbagai pihak ikut berperan dalam permasalahan Sinabung,” jelasnya.
18 pelukis dan seniman foto memamerkan beragam lukisan tematiknya. Pelukis yang berpartisipasi di antaranya Rasinta Tarigan, Sayang Bangun, Nazwir Nazar, Fuad Erdansyah, Suhendra, Teradim Sitepu, M. Yatim Mustafa, Oloan Situmorang, Panji Sutrisno, Soenoto HS, Fitri Evita, Reins Asmara, Hareanto Pasaribu, Popi Andri Harahap dan Achy Aswana.
Dua fotografer Sumut yakni Ferdy Siregar dan Gilbert Manullang, turut berperan, memajang karya-karya fotonya. Karya foto tersebut khusus dipamerkan dengan mengangkat sudut penting terhadap peristiwa yang terjadi selama gejolak alam Gunung Sinabung.
Ferdy Siregar berharap, hasil penjualan lukisan dan karya foto dapat membantu kondisi masyarakat di sekitar area Gunung Sinabung.
“Kami berpartisipasi mengingat hasil penjualan akan didonasikan pada korban/pengungsi di sekitar Gunung Sinabung. Karena itu, harapan kami, karya seni tersebut dapat terjual dan bisa membantu masyarakat di sana,” jelasnya. (st)