Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (Foto:Metrotvnews.com/Pelangi Karismakristi) |
Metrotvnews.com, Jakarta: Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menghadiri pameran lukisan bertajuk Ragam Pesona Seni Lukis Nusantara.
Sebanyak 34 lukisan terpajang di ruang pamer Ballroom Sasono Mulyo, Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (21/4/2016). Pameran yang difasilitasi oleh Kamar Dagang Indonesia (Kadin) ini menampilkan karya anak bangsa dari banyak wilayah di Indonesia, seperti Bali, Aceh, Jawa dan lain sebagainya. Media yang digunakan pun beragam, yakni cat minyak, bulu ayam, dan akrilik.
Ketua Kadin Eddy Gannefo menjelaskan bahwa lukisan juga merupakam saksi sejarah. Dia mencontohkan lukisan Oesman Sapta berjudul Potret Senator Terbaik dari Kalimantan di Senayan, karya Firdaus Alamhudi.
Pada lukisan tersebut tampak salah satu pimpinan MPR yang kerap disapa Oso ini sedang melambaikan tangan berlatar belakang gedung parlemen.
"Ini artinya adalah gambaran seorang wakil rakyat yang sudah seharusnya bijak dan dihormati, serta menjadi panutan bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Eddy, menjelaskan.
Pameran diselenggarakan dengan tujuan membangkitkan kembali animo pelukis Tanah Air. Kadin bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) akan menyelenggarakannya secara periodik.
"Nah, apalagi ada saran dari Pak Oso untuk menyelenggarakan kegiatan ini setiap tiga bulan sekali di tempat yang strategis. Bahkan jika memungkinkan, dapat dilaksanakan di Gedung MPR," tutur Eddy.
Pameran lukisan ini menurut Eddy, juga mengusung semangat Empat Pilar MPR. Sebab, di dalamnya terkandung nilai keberagaman nusantara dengan memamerkan karya anak bangsa dari berbagai latar belakang dan daerah berbeda.
"Kita justru dengan Empat Pilar akan membangkitkan pilar-pilarnya dengan lukisan. Agar pelukis anak bangsa ini karyanya juga akan mendunia," tukas dia.
Sementara itu, Oesman Sapta dibuat kagum oleh banyak karya lukis ini. Dia pun tak segan merogoh kocek cukup dalam untuk membeli beberapa lukisan.
Lukisan tersebut antara lain bertajuk Abstrak karya Amri Yahya yang berharga Rp45 juta, Dewi Sri karya Didik Suardi senilai Rp65 juta, Mahabharata War karya Farish Ashshiddiqey senilai Rp50 juta, dan lukisan karya Firdaus Alamhudi dengan media bulu bernilai Rp25 juta.