Coldplay (Getty) |
Jakarta - Coldplay muncul dengan warna musik yang berbeda dengan beberapa nama grup band yang juga lahir di dataran Inggris. Grup yang digawangi Chris Martin (vokal/keyboard), Jonny Buckland (gitar), Guy Berryman (bass) dan Will Champion (drum) itu pun punya istilah khusus untuk musik yang mereka usung.
"Mungkin kami bisa menyebutnya dengan 'Limestone Rock'," ucap Chris Martin. Apa itu?
Usut punya usut, sebutan tersebut tenyata hanyalah candaan Chris. Yang jelas, berbagai label kemudian memang menempel pada Coldplay. Dari 'Blue Romantic' hingga dream pop disebut menjadi acuan mereka.
Uniknya, sajian berbeda coba dijabarkan Coldplay di setiap album yang dirilisnya. Bahkan, bisa dibilang setiap album mereka punya garis merah yang berbeda-beda.
Seperti pemilihan lirik Chris yang terinspirasi dari sosok feminis yang juga seorang penyanyi bernama Andrew Montgomery. Belum lagi pengaruh dari para seniornya seperti Radiohead, Blur hingga Oasis yang ternyata menjadi bagian inspirasi mereka.
Kemudian kemunculan album 'Viva la Vida or Death and All His Friends' (2008) membawa unsur baru dalam musik mereka. 'Art Rock' sebuah perpaduan musik dengan nilai seni yang menakjubkan.
Pemakaian instrumen dalam album tersebut pun disebut sebagai orang menjadi terobosan jenius untuk menghasilkan sebuah karya seni yang bernilai tinggi. Memasukan Timpani hingga 'Church Bell' atau sebuah bell yang dibiasa dipakai di Gereja seperti sentuhan lain dalam album ini.
Selain itu, kisah hidup atau cerita lain yang mereka jalani ternyata bisa saja menjadi inspirasi terbesar mereka. Hal itu nampak jelas di album terbaru mereka 'Ghost Stories' sebagian kisah dalam lagu dalam album tersebut diambil dari kisah pilu perceraian Chris Martin dan Gwyneth Paltrow.