Kaili adalah suku yang mayoritas mendiami kota Palu, kabupaten Donggala, kabupaten Kulawi, Parigi, dan Ampana. Vaino adalah tradisi berbalas pantun yang populer sejak abad pertengahan ke-17. Kali ini, Vaino dipentaskan layaknya upacara adat meminang pihak perempuan. Keluarga pria dan perempuan saling berbalas pantun di atas panggung.
Foto: Tia Agnes
|
Budayawan sekaligus peneliti bahasa suku Kaili, TS Atjat, mengatakan Vaino hadir di setiap kenduri yang digelar di desa-desa. "Mereka bersahut-sahutan dan menjawab dengan syair yang syahdu. Vaino juga hadir di perhelatan pesta perkawinan para raja dan mengundang rakyat untuk bergembira," ujarnya.
Selama hampir 30 menit, komunitas To Manuru memainkan Vaino dengan indahnya di kemeriahan panggung utama Festival Literasi Indonesia 2016. Sementara itu, kesenian asli masyarakat Desa Taripa (suku Kaili dialek Rai) dadendate ditampilkan dengan hadirnya lima pemain generasi senior ke atas panggung.
Foto: Tia Agnes
|
Dengan bahasa Kaila yang diucapkan, mereka memainkan syair tentang gerakan literasi yang ada di Indonesia dan banyaknya beragam bahasa dari 33 provinsi.
"Mari bergandeng tangan, kita satu keluarga. Jangan saling merusak dan menyinggung perasaan. Gubernur sebagai raja yang baik, mari sejahterakan rakyatnya," ucap salah seorang pemain Dadendate.
"Di bahasa Kaili ada hampir 21 dialek tapi uniknya akan bersatu di syair sastra," pungkas TS Atjat.
(tia/dar)