REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film "Aku Kau dan KUA" memotret fenomena jodoh dan pernikahan sebagai hal yang melekat di masyarakat. Sutradara Monty Tiwa coba menceritakan fenomena ini lewat film terbarunya.
"Sebetulnya kekuatan dari film ini semuanya keseharian yang pasti semua orang pasti mengalami, seperti jodoh dan pernikahan," kata Monty saat konferensi pers pemutaran film "Aku Kau dan KUA" di Jakarta, Selasa (9/9).
Monty mengatakan pernikahan merupakan fase-fase yang sangat penting dan riil dalam kehidupan dengan menghadirkan permasalahan-permasalahan umum, seperti tidak direstui orang tua atau beda agama.
Karena itu, Monty sebagai sutradara film bergenre komedi romantis itu mengatakan dalam pembuatannya, unsur keseharian tidak boleh lepas.
"Ada unsur-unsur keseharian yang harus saya jaga, kita tidak melakukan shot-shot yang ekstrim, seperti terlalu high atau low angel", audiovisual juga harus mendukung, seriil mungkin," katanya.
Karena itu, kata Monty, film adaptasi novel yang berjudul sama dari aku Twitter @TweetNikah itu merupakan tantangan terbarunya untuk mencapai tontonan yang apik.
"Salah satu tantangan dalam pembuatan film 'mainstream' di masyarakat yang majemuk adalah menghadirkan potret kemajemukan dalam bingkai yang aman," katanya.