REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Di Balik 98 mempertontonkan kisah haru beberapa keluarga berlatar waktu tahun 1998. Film besutan sutradara Lukman Sardi tersebut siap tayang 15 Januari mendatang.
Sang sutradara menjelaskan, meskipun film ini memperlihatkan tragedi 1998, namun fokus film bukan pada kekerasan atau menguak kasus tragedi runtuhnya rezim orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto pada tahun tersebut.
Melainkan diakui Lukman ia lebih memilih tema cinta dan kekeluargaan yang menjadi fokus film ini.
"Karena saya lebih suka tema cinta, kasih sayang. Bukan bertujuan menonjolkan kekerasan ataupun menguak keseluruhan tragedi 98," ujar Lukman di Djakarta Theater, Rabu (7/1).
Sedangkan para pemain utama seperti Chelsea Island (Diana) dan Boy Willian (Daniel) berpendapat, film ini bisa menjadi inspirasi semua kalangan terutama anak muda.
"Anak muda bisa terinspirasi, terbuka wawasan berpikirnya dan lebih maju," ujar Chelsea yang berperan sebagai bagian keluarga dari TNI dan pegawai istana negara itu.
Begitu juga menurut Boy, banyak anak muda belum tahu sisi sejarah seperti yang diperlihatkan dalam film tersebut. Maka menurutnya anak muda perlu lebih peduli serta dapat memetik pelajaran dari sejarah yang terjadi.
"Kita bisa belajar bagaimana pemuda berjuang untuk negaranya. Anak muda bisa membuka cara berpikirnya, punya wawasan luas dan ini bisa jadi contoh baik serta meningkatkan semangat nasionalis dan patriotisme," imbuh dia.
Di Balik 98 produksi MNC Pictures ini salah satunya menceritakan keluarga seorang tentara dan istrinya pegawai dapur istana negara. Sedangkan adik dari pegawai istana tersebut, diperankan Chelsea (Diana) yaitu seorang mahasiswi sekaligus aktivis Trisakti yang kerap melakukan demonstrasi salah satunya menuntut diturunkannya Soeharto kala itu.
Maka antara Diana dan kakak iparnya seorang tentara yang diperankan Donny Alamsyah itu tak jarang mengalami cekcok satu sama lain.
Konflik lain juga menimpa Boy (Daniel), kekasih Chelsea yang merupakan aktivis Trisakti namun juga sebagai orang keturunan China. Di mana seperti diketahui pada tahun 1998 terjadi kekerasan yang dilakukan warga pada keturunan tionghoa tersebut.
Film ini dibintangi sejumlah nama seperti Ririn Ekawati, Alya Rohali, Fauzi Baadila, Verdi Solaim, Agus Kuncoro (BJ Habiebie), Amoroso Katamsi, Teuku Rifnu Wikana, dan lainnya.