Jakarta -
Kesuksesan film adapatasi novel karya Buya Hamka, 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Sepanjang akhir tahun 2013, film yang dibintangi Herjunot Ali tersebut terus menjadi buah bibir dan menyedot ramai penonton.
Dengan latar belakang 570 ribu penonton di minggu pertama tayang sampai dengan penambahan layar bioskop menjadi total 150 layar membuat Badan Perfilman Indoensia (BPI) tidak bisa diam saja. Piala Antemas menjadi ganjaran bagi keberhasilan 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' sebagai film terlaris di tahun 2013.
Piala Antemas diberikan kepada produser sekaligus sutradara film tersebut, Sunil Soraya di malam puncak Hari Film Nasionnal yang digelar di Djakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014) tadi malam.
Cerita budaya Minang yang berbungkus alur percintaan antara Hayati (Pevita Pearce), Zainuddin (Herjunot Ali) dan Aziz (Reza Rahadian) memang menjadi suguhan yang berbeda di tengah box office Indonesia saat itu. Sunil Soraya yang juga berperan sebagai sutradara mampu menggambarkan kisah cinta pedih dan apik selama 2 jam 45 menit.
Piala Antemas adalah penghargaan khusus yang diberikan untuk film Indonesia terlaris. Nama Antemas sendiri diambil dari seorang produser dan distributor film asal Banjarmasin yang sudah aktif di dunia perfilman sejak tahun 1957 sebagai Sekjen dari Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN) dan juga Sekjen dari Persatuan Importir dan Distribusi Film nasional (PIDFI).
Di tahun 1970, Antemas menjadi kandidat ketua umum terkuat Pada musyawarah Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI). Sayangnya, beliau meninggal dunia ditempat sidang karena serangan jantung pada 21 Desember 1970 itu.
Untuk menghormatinya, nama ‘Antemas’ dinobatkan untuk piala khusus film Indonesia paling laris. Piala itu diserahkan pada saat FFI mulai 1974 sampai tahun 1992