Jakarta - Manusia super berkostum ketat, alien bertubuh seksi, dan operator telepon yang cerdas. Kini Scarlett Johansson melangkah ke depan menjadi manusia yang menggunakan kapasitas otaknya hingga 100 persen.
Bagi Anda penggemar Scarlett, tentunya tak melewatkan film-film menarik yang dia bintangi seperti 'Under The Skin' dan 'Her' yang memiliki sedikit keterkaitan secara karakter namun berbeda secara garis besar. Scarlett merasakan tantangan yang berbeda-beda dari karakter tersebut.
Ketika pertama kali bertemu sutradara Luc Besson, Scarlett tengah mengerjakan Tennese Williams. Dan saat ditawari film Lucy, ia langsung membayangkan betapa abstraknya proyek itu.
"Sangat menantang dengan cara yang berbeda karena karakter ini mengalami transisi yang konstan dan berjuang untuk tetap menjadi dirinya semula, dan kehidupan yang menunjukkan siapa dirinya--yang membuat dia terlihat manusia, dalam pikirannya. Jika dibandingkan dengan pekerjaanku sebelumnya, tantangan yang aku rasakan sangat berbeda. Karakter ini cocok untukku, (awalnya) aku tak tahu arus memainkannya seperti apa, tetapi aku merasa bahwa aku bisa," jelas Scarlett kepada Vulture.
Karakter-karakter unik yang dimainkan aktris kelahiran 22 November 1984 itu memberikan kepadanya kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan aktingnya. Scarlett tak memberikan batasan bagi sisi dramatik dalam pekerjaannya.
"Aturan tidak perlu diterapkan pada karakter-karakter seperti ini karena mereka bukan manusia. Hal itu memberikanku kesempatan untuk benar-benar mengamati kebiasaan manusia dengan cara seperti itu," katanya.
Bagi Scarlett, keterikatan total dengan karakter yang dia mainkan bukanlah hal utama. Menurutnya yang lebih penting adalah bagaimana mengkomunikasikan tiap pengalaman berbeda yang ia rasakan.
"Dalam benakku, aku bisa menjangkau sejauh itu, aku bisa bekerja ke belakang dari situ. Dan mungkin saja aku bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik akan pekerjaanku," lanjut pemeran Black Widow di film 'The Avengers' tersebut.
Scarlett kemudian sedikit memberikan gambaran tentang apa yang akan terjadi dengan karakter Lucy setelah dia terkontaminasi zat narkoba baru yang membuatnya menjadi manusia super. Satu tujuan yang dicapai Scarlett saat karakternya bertransformasi adalah, 'tetap menjadi manusia' dan tidak terlihat seperti robot yang ingin balas dendam.
"Aku selalu tahu momen dimana kemampuannya tengah berada. Aku memiliki chart yang besar. Okay, aku sedang berada (dalam kapasitas otak) 40 persen, hal ini yang harusnya aku lakukan, dan aku tahu sudah sejauh mana pengetahuanku dan kemampuanku. Lalu ketika mencapai 70 persen, tantangan seperti apa yang harus dihadapi. Dia meningkatkan kemampuan dan pengetahun, tetapi dari sudut pandang berbeda, ia juga menjadi kekanak-kanakan. Begitulah aku melihatnya," kata Scarlett.