'The November Man': Usaha Pierce Brosnan Hibur Penggemar

Author : Administrator | Jum'at, 12 September 2014 12:07 WIB | Detik News - Sinema
http://images.detik.com/content/2014/09/12/218/novembermandlm.jpg

Jakarta - Pierce Brosnan menyetir dengan cepat dan menembak musuh dari jauh dengan begitu jitu. Ada Olga Kurylenko di dekatnya, dengan bibir bergetar, meminta pertolongan. Bukan. Ini bukanlah sekuel James Bond yang baru meskipunn kehadiran Kurylenko membuat semuanya terasa familiar. Adegan tersebut adalah cuplikan dari 'The November Man', sebuah thriller yang diangkat dari buku Bill Granger berjudul 'There Are No Spies'.

Dalam film ini, Pierce Brosnan berperan sebagai Deveraux, mantan agen CIA yang tangguh. Liburannya di Swiss terpaksa ditunda ketika Natalia (Mediha Musilovic) diduga mengetahui rahasia tentang Arkady Fedorov (Lazar Ristovski) yang membahayakan nyawanya. Terbanglah Deveraux ke Rusia untuk menyelamatkan Natalia hanya untuk menemukan bahwa ada konspirasi yang lebih besar yang belum pernah ia temukan sebelumnya.

Kisah petualangan agen rahasia sudah kita saksikan dalam berbagai versi, baik di layar lebar maupun di televisi. Ada versi ringan yang penuh dengan kelucuan seperti 'Charlie’s Angels', atau aksi Ethan Hunt bersama geng-nya dalam serial 'Mission:Impossible'. Ada juga aksi superdramatis dan mendebarkan seperti yang dilakukan Bond selama lima puluh tahun terakhir. Ada juga film tentang agen rahasia yang penuh dengan intrik seperti serial Bourne atau Jack Ryan. 'The November Man' milik Pierce Brosnan bingung mau memilih yang mana.

Sebagai sebuah film action 'The November Man' tidak memberikan adegan-adegan supersinematik seperti yang disuguhkan oleh teman-temannya. Kalau Anda menginginkan suspense dahsyat seperti Tom Cruise dikejar-kejar badai di 'Mission:Impossible: Ghost Protocol', atau Daniel Craig terjun bebas dalam duel maut antara mobil dan kereta api dalam 'Skyfall', Anda akan kecewa dengan porsi action 'The November Man' yang begitu tipis. Roger Donaldson, sang sutradara, berusaha keras untuk membuat semua adegan laga nampak mencengangkan. Namun, semuanya terasa hambar. Aksi Deveraux menghilangkan diri di pasar jauh lebih cupu jika dibandingkan aksi Bourne –sendirian!– ketika menyelamatkan Paddy Considine dalam 'The Bourne Ultimatum' di tengah keramaian Stasiun Waterloo London.

Selain minim aksi, film ini juga minim humor. Film ini sepertinya memang ditujukan untuk penonton yang gemar dengan konspirasi teori yang serius. Namun, dari sisi ini pun, sang penulis skrip –Michael Finch dan Karl Gajdusek– tidak memberikan sebuah teka-teki yang mengejutkan. Cara penuturannya pun juga tidak fokus. Beberapa bagian terasa seperti sebuah film balas dendam antara guru dan murid yang masih punya agenda yang belum terselesaikan, beberapa bagian lagi terasa seperti sebuah drama keluarga. Bagian paling menarik tentang misteri terbesar tentang sosok Arkady Fedorov justru terasa paling tidak mengejutkan.

Dibandingkan dengan triogi Bourne –'The Bourne Legacy' tidak masuk hitungan– film ini jelas kalah jauh dalam memainkan teka-teki siapa yang paling benar di dalam organisasi CIA. 'Captain America: The Winter Soldier' bahkan punya cara yang lebih bagus untuk membeberkan teori konspirasi kerusakan di dalam Shield.

Kini, mari bicara tentang para perempuannya. Hampir semua perempuan dalam film ini hanya berfungsi sebagai alat untuk menjalankan plot, tidak terkecuali Olga Kurylenko yang berperan sebagai Alice Fournier, pekerja sosial. Untungnya Pierce Brosnan masih cukup meyakinkan untuk menembaki para agen murtad yang melawan jalannya. Luke Bracey, sebagai anak buahnya, adalah sosok paling fresh dalam film ini. Filmografinya yang masih sebatas 'Monte Carlo' –bersama Selena Gomez– dan 'GI Joe: Retaliation' membuatnya menjadi yang paling enak dilihat, walaupun aktingnya masih setipis kertas fotokopian. Pria yang diberikan mandat untuk memerankan peran Keanu Reeves dalam remake 'Point Break' tahun depan ini paling asyik dilihat saat sedang berlari dengan mulut tertutup.

Melihat itikad baik Brosnan untuk menyenangkan para penggemarnya, 'The November Man' memang tidak terlalu buruk. Terutama jika Anda membandingkan dengan “proyek reuni” Stallone bersama seluruh bintang laga 90-an dalam serial 'The Expendables'. Tapi, jika Anda mencari sebuah film thriller-action berbumbu konspirasi teori, menonton ulang trilogi Bourne akan jauh lebih memuaskan.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

Sumber: http://hot.detik.com/movie/read/2014/09/12/104546/2688461/218/the-november-man-usaha-pierce-brosnan-hibur-penggemar
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: