BANJARMASIN, KK – Di tengah Gempuran arus global yang terus masuk, Bintang Harapan adalah salah satu kelompok teater tradisi Mamanda yang masih eksis di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Maksum dan Musliadi merupakan seniman teater tradisi dari Desa Kambat Kecamatan Pandawan, Hulu Sungai Tengah. Secara turun-temurun mereka melestarikan kesenian teater tradisi Mamanda (Tubau) bersama kelompoknya, Bintang Harapan.
Ditemui saat menghadiri kegiatan workshop seni tradisi Mamanda yang diadakan UPTD Taman Budaya Kalsel 8-9 Maret 2017, mereka menjelaskan, terdapat beberapa perbedaan gaya dan bentuk yang ada pada Mamanda yang berkembang di Banjarmasin dengan yang biasa mereka mainkan bersama kelompoknya.
Namun menurutnya perbedaan tersebut merupakan hal yang wajar dalam perkembangan sebuah kesenian di tempat yang berbeda. “Kesenian itu kan memang bermacam-macam, wajar saja kalo ada perbedaan,” ucap Maksum.
Ditambahkannya, kehadiran mereka atas undangan dari penyelenggara merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap perkembangan yang ada. “Apa yang bagus di sini nanti akan kami bawa ke kelompok kami,” tambahnya.
Kelompok Bintang Harapan sendiri saat ini memiliki anggota yang aktif sekitar 20 orang. Regenerasi terus mereka lakukan dengan melibatkan generasi muda dengan tujuan menularkan talenta yang mereka miliki.
“Berkesenian itu tidak bisa dipaksa, jadi generasi muda di kelompok kami kami tularkan secara perlahan, sekarang sudah mulai banyak yang ikut bermain,” jelasnya.
Sampai saat ini, Bintang Harapan masih eksis menggelarkan kesenian Mamanda di sekitar daerah Hulu Sungai Tengah. Pada acara-acara hajatan, perkawinan, dan lain-lain. nfi