Keberhasilannya meniti karir di Jepang tidak lepas dari dukungan vokasi UMM
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG — Berani mencoba hal baru menjadi resep alumnus D3 Keperawatan Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ika Wahyu Purwaningsih. Ia berhasil meniti karir keperawatannya di Jepang selama tiga tahun.
Ika mengaku keberangkatannya ke negeri sakura tidak didapat begitu saja. Ia perlu menyiapkan beberapa hal, mulai dari kemampuan bahasa Jepang hingga berkas-berkas yang dibutuhkan agar bsia berkarya di sana.
Menurut dia, keberhasilannya meniti karir di Jepang tidak lepas dari dukungan vokasi UMM melalui program persiapan hingga keberangkatan. Dia dan teman-teman mendapat pembekalan bahasa asing selama delapan bulan. “Kemudian dikarantina selama tiga sampai empat bulan untuk diberi materi mengenai pekerjaan kami di sana,” kata alumnus Fakultas Ilmu Kesehatan tersebut.
Bekerja di negara lain dengan kebiasaan dan budaya baru membuat Ika harus pandai menyesuaikan diri. Ia mengaku harus berusaha keras untuk beradaptasi terutama pada awal-awal bekerja. Namun semua berjalan dengan baik seiring berjalannya waktu.
Salah satu kultur berbeda yang ia lihat adalah tingkat kedisiplinan. Di sana, ia harus belajar mengatur waktu dan tidak telat dalam berbagai hal. Saat ini, kebiasaan itu malah menjadi kegiatan sehari-harinya, bahkan saat kembali ke Indonesia.
Selain karena gaji yang tinggi, dia tertarik ikut program ini karena merasa penasaran dengan suasana kerja di Jepang. Dia bekerja sebagai perawat lansia di sebuah panti jompo dengan delapan jam kerja. “Sabtu dan Minggu libur, biasanya saya gunakan untuk jalan-jalan menjelajah kota,” jelasnya.
Ika bisa mendapatkan gaji sekitar 15 jutaan perbulan dengan fasilitas kerja yang lengkap dan terjamin. Bahkan tempat tinggal dan kendaraan juga sudah difasilitasi agar pekerja bisa lebih nyaman dalam mengemban tugas.
Jika bisa memilih, dengan berbagai kemudahan dan pengalaman kerja yang di dapat, Ika sebetulnya berniat untuk meneruskan kontrak. “Namun ada kepentingan keluarga yang perlu diselesaikan segera sehingga akhirnya tidak dapat melanjutkan pekerjaannya di negeri sakura,” katanya.