Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pada saat menyampaikan pidato kebangsaan dalam Penutupan Konsolidasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (7/9/2022). (ANTARA/Vicki Febrianto)
alang, Jawa Timur (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengharapkan generasi muda untuk mampu menopang Indonesia Emas 2045, dengan mengedepankan semangat persatuan di dalam negeri.
Dalam Penutupan Konsolidasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) pada Rabu di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kapolri Sigit mengatakan bahwa generasi muda Indonesia nantinya diharapkan mampu mengisi sektor-sektor pemerintahan untuk menopang Indonesia Emas 2045.
"Saya percaya adik-adik mahasiswa dapat mengisi sektor-sektor pemerintah dengan kemampuan yang dimiliki. Selama teman-teman mampu menjaga persatuan para angkatan muda, maka tentu kita akan menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan baik," kata Sigit.
Sigit menjelaskan, bagi sebuah negara, stabilitas politik adalah salah satu syarat utama dalam upaya pembangunan termasuk nantinya pada saat memasuki masa Indonesia Emas 2045. selain itu, manusia memiliki kebutuhan mendasar akan keamanan dan kedamaian.
Menurutnya, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, para mahasiswa yang masuk dalam Angkatan Muda Muhammadiyah diharapkan juga mampu memberikan kontribusi dengan berbagai cara untuk memajukan bangsa.
Ia mencontohkan, salah satu terobosan yang disiapkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah dengan program Center of Excellence (CoE) dan Center for Future of Work (CFW) yang diharapkan bisa mengisi program besar pemerintah Indonesia ke depan.
“Saya mengapresiasi Muhammadiyah yang merupakan organisasi besar di Indonesia dengan segala sumbangsihnya terhadap bangsa. Salah satu contohnya adalah kesigapan dalam menangani COVID-19 selama ini," ujarnya.
Sementara itu, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. Menambahkan bahwa konsolidasi terhadap Angkatan Muda Muhammadiyah tersebut bertujuan untuk menanamkan jiwa kebangsaan pada kader-kader muda yang ada.
Diharapkan, dengan adanya langkah konsolidasi tersebut mampu mengembangkan rasa dalam melindungi bangsa sudah tertanam sejak dini. Selain itu, konsolidasi tersebut juga menjadi sebuah upaya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Dalam mempersiapkan Indonesia emas 2045 ini, UMM kini mencetuskan program CFW. Program tersebut sudah diimplementasikan dalam program CoE yang bertujuan untuk mencetak lulusan Kampus Putih UMM yang andal guna menopang Indonesia Emas 2045," katanya.
Jaga Persatuan
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo meminta generasi muda Indonesia mampu menjaga persatuan di tengah keberagaman sebagai modal untuk melakukan lompatan di segala bidang.
"Keberagaman ini menjadi modal kita dan kekuatan kita untuk bisa melakukan lompatan. Sebaliknya, kalau keberagaman ini kembali pecah, kita mudah disusupi; maka kita harus ingat, terpecah itu membuat kita menjadi lemah dan kemudian kita bisa disusupi," kata Listyo Sigit dalam penutupan Konsolidasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu.
Untuk menyatukan keberagaman tersebut, jelasnya, Indonesia memiliki Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara RI 1945. Dia berharap generasi muda Indonesia mampu menjadikan Pancasila dan UUD 45 sebagai bagian penting dalam kehidupan bernegara.
Menurutnya, memang ada sejumlah upaya oleh pihak-pihak tertentu untuk mengubah Pancasila, baik dalam bentuk pemberontakan yang dilakukan untuk mengubah dasar negara Indonesia.
"Namun, dari semua perjalanan yang ada, upaya (mengganti dasar negara) itu, ternyata tidak berhasil; dan rakyat memilih untuk kembali bersatu dan mempertahankan NKRI. Ini harus kita ingat," katanya.
Tantangan ke depan, lanjutnya, ialah akan adanya upaya untuk mengganti dasar negara Indonesia. Hal itu harus dihadapi dengan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, tambahnya.
"Kenapa ini saya sampaikan? Karena ke depan, tantangan itu akan terus ada. Ini akan menjadi tantangan yang harus kita hadapi. Jadi, setiap saat kita terus ingatkan," tegasnya.
Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, dia menyebutkan ada sejumlah hal yang telah dilakukan Polri. Salah satunya ialah moderasi beragama yang masuk dalam Program Presisi Polri.
"Kami melakukan berbagai macam upaya, termasuk moderasi beragama. Istilah ini masuk dalam Program Presisi, dari Muhammadiyah," ujarnya.
Ia juga berharap AMM bisa berperan bersama Polri serta elemen masyarakat lain untuk bisa menjaga keberagaman Indonesia. Polri melakukan sejumlah cara preventif untuk menjaga kesatuan NKRI.
"Upaya kita lebih baik untuk melakukan pencegahan. Tapi penegakan hukum tetap harus dilaksanakan, kalau pendekatan soft itu tidak bisa dilaksanakan," ujarnya.