"Ini juga sejalan dengan misi kami untuk membawa suasana internasional ke dalam kampus karena dengan adanya Peace Corps di UMM, semakin memperkuat internasionalisasi UMM," kata Soeparto.
Malang (Antara Jatim) - Sebanyak 64 relawan "Peace Corps" asal Amerika Serikat (AS) dilepas untuk mengabdi di lingkungan masyarakat di Jawa Timur dan Jawa Barat, setelah mengikuti Pre-Service Training di Universitas Muhammadiyah Malang selama 10 pekan.
Acara pelepasan dan pengambilan sumpah puluhan relawan Peace Corps tersebut dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dome yang dihadiri oleh "keluarga baru" para relawan, Konsul Jenderal AS di Surabaya, Joaquin Monserrate, Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas Wariki Sutikno, Country Direktur Peace Corps Indonesia, Nina Favor, serta sejumlah pejabat di lingkungan UMM, Rabu.
Dalam sambutannya, Direktur Politik dan Kumunikasi Bappenas Wariki Sutikno menilai ada manfaat yang besar dari program Peace Corps tersebut. "Dari pantauan pemerintah selama enam tahun kehadiran Peace Corps di Tanah Air, ada manfaat yang tidak hanya dirasakan oleh sekolah tempat para relawan mengajar, tapi juga keluarga dan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggal relawan," katanya.
Senada dengan Wariki, Konsul Jenderal AS di Surabaya, Joaquin Monserrate, mengatakan Peace Corps dapat menjadi jalan untuk membangun hubungan yang lebih kuat antara Indonesia dan AS. "Selamat bertugas untuk para relawan dan perkuat hubungan dengan masyarakat di lingkungan baru," ujarnya.
Ke-64 relawan Peace Corps tersebut akan bertugas sebagai guru bahasa Inggris di sekolah-sekolah pelosok di Jawa Timur dan Jawa Barat. Sebelum dilepas untuk mengajar di sejumlah sekolah di pelosok Jatim dan Jabar, para relawan tersebut belajar budaya dan Bahasa Indonesia selama 10 pekan.
Selama 10 pekan itu, mereka dibimbing para dosen UMM dan dilatih tenaga ahli dari Wisma Bahasa. Selama belajar budaya dan Bahasa Indonesia, relawan tersebut tinggal bersama warga di sejumlah desa yang ada di Kota Batu.
Sementara itu Asisten Rektor Bidang Kerja Sama Luar Negeri UMM, Soeparto menyatakan rasa terima kasihnya kepada pemerintah AS dan Peace Corps yang telah mempercayakan UMM sebagai host Pre-Service Training (PST) selama enam tahun berturut-turut.
Ia mengemukakan UMM menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi pusat pelatihan bagi relawan Peace Corps. "Ini juga sejalan dengan misi kami untuk membawa suasana internasional ke dalam kampus karena dengan adanya Peace Corps di UMM, semakin memperkuat internasionalisasi UMM," ujarnya.
Salah seorang relawan yang akan bertugas selama 27 bulan di Jabar, Jodin Tejada menceritakan pengalamannya selama training 10 pekan di Kota Batu. Wajahnya yang lebih mirip orang Asia membuat banyak orang keliru karena dirinya dikira orang Indonesia.
"Ibu saya dari Filipina dan ayah dari Amerika," katanya. Dia juga menceritakan pengalamannya ketika naik angkutan umum (angkot), sopir tidak menerima ongkos, tetapi Jodin hanya diminta tersenyum saja oleh sopirnya.
Menyinggung manfaat Peace Corps, Jodin mengaku banyak sekali, sebab dengan mengikuti program ini ia dapat belajar banyak mengenai bahasa dan budaya Indonesia. "Indonesia sungguh unik, banyak hal yang dapat kita pelajari dari Indonesia. Saya senang tinggal disini," ucapnya.
Relawan Peace Corps di Indonesia saat ini berjumlah 278 orang atau naik berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan relawan pada saat program itu dibuka pada 2010 yang hanya 18 relawan. Sedangkan relawan secara keseluruhan sebanyak 7.200 orang lebih yang tersebar di 65 negara.