Ubah Limbah CD Jadi Panel Surya Eco-Cassette, Temuan Karya Mahasiswa UMM Curi Perhatian (Instagram.com/@ummcampus)
BERSHALAWAT.COM - Secara umum, Panel Surya di pasaran menggunakan bahan semikonduktor silikon untuk memproduksi energi.
Demikian kata Anum Maharani Siregar, salah satu anggota tim mahasiswa dari Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Namun, Anum Maharani Siregar dan tim mampu mengolah limbah kaset CD (compact disc atau cakram padat) yang dililit oleh tembaga menjadi bahan semikonduktor untuk menghasilkan energi yang diubah menjadi listrik.
Adapun ide awal pembuatan Panel Surya ini, dijelaskan Anum Maharani Siregar didasari maraknya limbah kaset yang tidak terpakai lagi dab cara memperoleh kaset CD juga cukup mudah. Hal ini berbeda dengan bahan yang memiliki fungsi sama seperti tembaga dan baja yang memiliki harga lebih mahal.
Dilansir Bershalawat.com dari laman Muhammadiyah.or.id, kaset CD memiliki daya hantar panas yang cukup baik jika dijemur di matahari yang terik.
“Kami juga melihat kalau saat ini kaset jarang digunakan lagi untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi, kaset juga sulit diurai tanah, sehingga kami memiliki ide untuk mendaur ulang kaset,” ucapnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima redaksi pada Jumát (9/2).
Saat dililit dengan kabel tembaga, energi panas yang dihasilkan oleh kaset CD dapat diubah menjadi energi listrik. Kaset akan memecah foton yang dibawa oleh energi panas menjadi ion positif dan negatif.
Kemudian, kedua ion akan terus bergerak dan saling berikatan membentuk arus listrik searah atau DC (direct current).
Anum menambahkan, arus DC yang dihasilkan oleh panel surya buatannya kemudian diubah oleh inverter menjadi arus AC (alternating current) yang lebih stabil untuk kebutuhan rumah tangga.
Untuk saat ini, panel surya ciptaannya mampu menghasilkan listrik sebesar 300 watt atau setara dengan 12 volt listrik.
“Karena target produk kami adalah untuk kebutuhan rumah tangga, untuk itu, listrik yang dihasilkan hanya cukup digunakan untuk mengecas smartphone,” tambahnya.
Perbedaan mencolok antara panel surya miliknya dengan panel surya pada umumnya adalah pada kekuatan menyerap sinar matahari.
Panel surya pada umumnya mampu menyerap sinar matahari di panas yang redup sekalipun.
Sementara, produk milik Arum masih terbatas penyerapan pada panas yang terik.
Hal inilah yang membuat timnya ingin terus mengembangkan produknya. Sehingga bisa menghasilkan listrik yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun daya yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh banyaknya lilitan kabel tembaga pada kaset tersebut.
Untuk itu, ke depannya ia dan tim akan melakukan perbaikan demi menyempurnakan panel suryanya.