Menjelang kontestasi politik Pemilihan Umum (pemilu) Serentak 2024, lembaga penyiaran memiliki peran penting dalam mewujudkan siaran pemilu berkualitas. Komisi Penyiaran Indonesia serta Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu perlu memperkuat sinergitas untuk menciptakan kesepahaman dalam pengawasan siaran pemilu ditengah persebaran infomasi yang cenderung cepat, namun belum tentu tepat dan benar. Karenanya menjadi urgen untuk ditingkatkan fungsi lembaga penyiaran agar mampu menjadi penjernih informasi ditengah masyarakat.
Televisi dan radio harus menjadi garda terdepan untuk menagkal informasi-informasi yang sumbernya tidak jelas. Itu artinya, Lembaga penyiaran menjadi sarana untuk melakukan sosialisasi pemilu serta pengawalan terhadap tahapan-tahapan pemilu kepada masyarakat. Lembaga penyiaran bukan hanya mitra strategis tetapi juga memiliki semangat yang sama dengan lembaga pengawasan untuk melakukan pengawasan. Bahkan lembaga penyiaran lebih dahulu melakukan pengawasan partisipatif sebelum ada lembaga pengawasan.
Itu artinya, lembaga kepenyiaran perlu hadir dengan kualitas prima seiring dengan masa berlimpahnya informasi dan penggunaan gawai oleh masyarakat Indonesia yang surplus hingga 33%. Dalam laporan data.ai berjudul State of Mobile 2023, masyarakat Indonesia menghabiskan 5,7 jam per hari dengan gadget nya sepanjang 2022. Capaian tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan rata-rata 5,4 jam perhari. Namun, jika tidak digunakan dengan baik, ujungnya peranti elektronik ini hanya berbuah kesia-siaan belaka. Termasuk liarnya peredaran informasi hoax yang 87% disebarkan melalui media sosial.
Untuk itu, masyarakat sendiri harus memiliki keterampilan menganalisa sebuah pesan yang diterima, baik tentang kebenarannya ataupun kebermanfaatannya melalui kapasitas literasi media yang tidak hanya sekedar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami dan menganalisis informasi dari media. Literasi media sangat penting bagi masyarakat agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam memilih pemimpin di pemilu 2024 nanti. Sehingga, dengan adanya komitmen bersama antara lembaga penyiaran dengan lembaga penyelenggara pemilu bisa menyukseskan pemilu. Selain itu, dengan adanya kapasitas literasi yang baik, masyarakat dapat memilih kepemimpinan nasional berdasarkan hati nurani dan juga informasi yang utuh sesuai kepentingannya.
Masyhud
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Malang.