Bisnis/Choirul Anam | Plh Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, pada penyerahan SK beroperasi KEK Singhasari dan FGD KEK pendidikan di Malang, Senin (21/11/2022).
Bisnis.com, MALANG — Dewan nasional (Denas) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) meminta pengelola KEK Singhasari mempercepat untuk mendatangkan investor setelah menerima izin beroperasi.
Plt Sekjen Denas KEK, Elen Setiadi, mengatakan izin operasi yang terbit orientasinya KEK Singhasari lebih mengedepankan pada pengembangan ekonomi digital dan pendidikan, baru kemudian pariwisata.
“Secara prinsip, infrastruktur dasar KEK Singhasari sudah mencukupi dan siap beroperasi,” katanya pada Penyerahan SK Beroperasi KEK Singhasari dan FGD KEK Pendidikan di Malang, Senin (21/11/2022).
Pengembangan ekonomi film dan animasi factory, kata dia, sudah berhasil ditarik. Yang diperlukan, pengembangannya dari sisi kuantitas dan kualitasnya.
Film dan animasi dari Malang, menurut dia, ternyata sudah terkoneksi dengan pusat-pusat pengembangan sektor ekonomi tersebut seperti di Batam dan Singapura.
Dari sektor pendidikan, kata Elen, KEK Singhasari juga telah bekerja sama dengan berbagai institusi seperti Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Brawijaya, dan King College, London, Inggris.
Kerja sama dengan institusi pendidikan itu, dia menilai, perlu diperluas. Terutama mendatangkan institusi pendidikan internasional dari kampus bergengsi.
Jika upaya itu berhasil, kata dia, maka mahasiswa asal Indonesia tak perlu lagi kuliah di luar negeri untuk mendapatkan pendidikan yang baik, tapi cukup berkuliah di KEK Singhasari.
“Untuk memberikan insentif bagi mahasiswa asal Indonesia bisa kuliah di KEK sehingga tidak perlu kuliah di luar negeri, mungkin bisa lewat beasiswa lewat skema LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Ini perlu didiskusikan dengan Kemenkeu apa memungkinkan skema seperti itu diterapkan,” ucapnya.
Dia menegaskan, potensi untuk mendatangkan perguruan tinggi bergengsi di luar negeri mendirikan kampus di KEK Singhasari sangat besar. Pengalaman roadshow Denas KEK ke kampus-kampus di luar, ada 13 kampus yang menyatakan tertarik mendirikan kampus di KEK. Saat ini, KEK di Indonesia ada 19, termasuk KEK Singhasari.
Keuntungan investasi di KEK, dia menegaskan, selain ada insentif fiskal dari pemerintah, juga ada dukungan Pemkab Malang berupa diskon pajak daerah dan retribusi daerah. Juga dukungan dari Pemprov Jatim berupa pelebaran jalan sepanjang 14 km.
“Pengembangan pendidikan di KEK Singhasari merupakan pilot project pengembangan KEK,” ujarnya.
Rektor UMM, Fauzan, menegaskan perguruan tinggi swasta milik Muhammadiyah tersebut siap membangun kampus dengan program Center Future of Work di KEK Singhasari pada 2023.
Rencananya, bangunan tersebut berdiri atas tanah seluas 9,7 hektare, 1,7 hektare milik UMM dan sisanya penyertaan dari PT Intelegensia Grahatama selaku Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola KEK Singhasari.
Kebutuhan investasi pembangunan Center Future of Work tersebut mencapai lebih dari Rp1 triliun. Karena itulah, dalam pelaksanaannya UMM akan menggandeng berbagai institusi untuk mewujudkan program tersebut.
Program tersebut semacam workshop untuk pengembangan SDM berbasis digital. Karena itulah, nanti diperlukan banyak laboratorium sehingga menghasilkan produk.
CEO PT Intelegensia Grahatama, David Santoso, menegaskan rencana pembangunan institusi pendidikan direncanakan pada tahun depan dan dapat beroperasi pada 2024.
“Insentif dari Pemkab Malang sangat signifikan. Investor yang berinvestasi Rp40 miliar ke atas akan mendapatkan pembebasan pajak dan retribusi daerah selama 10 tahun,” katanya.
Plh Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, menilai keberadaan KEK Singhasari dengan mengembangkan ekonomi digital sangat tepat. Terutama pendidikan digital karena perkembangan teknologi ini sangat cepat sehingga diperlukan dukungan SDM yang andal.
“Lokasi KEK Singhasari yang berada di Kab. Malang juga strategis karena dapat menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi di wilayah Jatim bagian selatan, “ ungkapnya.(K24)