Saat ini, ancaman krisis pangan global merupakan hal yang sangat serius untuk diantisipasi. Pasalnya, krisis pangan tersebut berasal dari kombinasi dampak El-Nino dan politik proteksionisme pangan internasional. Untuk itu, Indonesia harus sangat waspada terhadap potensi terjadinya inflasi pangan. Pasalnya, ancaman inflasi pangan berpotensi terjadi seiring dengan berkurangnya stok ketersediaan pangan. Dan, bila kondisi stok pangan tidak teratasi dengan baik, maka inflasi pangan menjadi situasi yang berpotensi tidak bisa terhindari.
Oleh sebab itu, pemerintah perlu melakukan antisipasi kenaikan inflasi yang berasal dari komoditas pangan di tengah fenomena El Nino. Pada Juli 2023, inflasi harga bergejolak sebesar 0,17% (mtm), dengan andil ke inflasi sebesar 0,03%. Sementara itu, inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,9% (yoy). Dan, jika krisis pangan tidak bisa diatasi oleh pemerintah baik karena faktor global maupun domestik, maka inflasi bisa melonjak naik di kisaran 4% hingga 4,5%, (Kontan,5/8/2023).
Merujuk dari data dan kondisi tersebut, maka penting agar bisa dilakukan oleh pemerintah untuk memastikan stok pangan terjaga. Sekaligus, untuk menekan kemungkinan kenaikan inflasi pangan pada tahun depan. Untuk itu, pemerintah perlu waspada terhadap berbagai faktor pemicu krisis pangan baik yang dipengaruhi oleh perekonomian global ataupun dalam negeri. Maka solusi yang bisa diambil pemerintah bisa melakukan impor, tetapi dengan catatan impor yang dilakukan sesuai kebutuhan. Untuk itu, perlu dihadirkannya data akurat terkait stok pangan di nasional dan di daerah-daerah sebagai bentuk upaya agar memudahkan keputusan pemerintah terkait jumlah barang yang akan diimpor.
Selain itu, ketahanan pangan perlu dibangun dari level daerah dan menjadi fokus untuk ditingkatkan dalam mewujudkan pangan yang berdaulat dan mandiri. Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah serta stakeholders menjadi kunci dalam pengendalian inflasi nasional guna memastikan bahwa stabilitas pasokan dan harga pangan tetap terjaga. Untuk itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) perlu secara kontinyu berkolaborasi dengan semua stakeholders guna memastikan ketersediaan dan kualitas pangan, serta menjaga keterjangkauan harga di masyarakat.
Gumoyo Mumpuni Ningsih
Dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang.