Tim mahasiswa Fikes UMM tengah menguji inovasi buatannya berupa alat kontrasepsi berbahan baku buah leunca.
INDOZONE.ID - Tim mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan terobosan dengan menciptakan alat kontrasepsi pria berbahan baku leunca.
Ketua Tim Fikes, Adinda Shakira Pundi Laras mengatakan, alat baru ini terbilang praktis karena cukup ditempel langsung terasa manfaatnya.
"Alat kontrasepsi nabati yang kami coba ciptakan ini jauh lebih sederhana dalam pemakaiannya, tinggal tempel saja di bagian tubuh tertentu dan efeknya akan langsung bisa dirasakan," ujar Adinda di Malang, Jawa Timur, Rabu (1/11/2023).
Dia menjelaskan, alat kontrasepsi tersebuta merupakan alat kontrasepsi nabati yang menggunakan formula tansdermale patch berbahan dasar buah leunca.
Baca Juga: Dear Pasutri, BKKBN Sarankan Pakai Alat Kontrasepsi Sesuai Kebutuhan dan Umur
Penggunaannya cukup mudah dan sederhana, yakni hanya dengan menempelkan ke bagian tubuh tertentu, dan membiarkan zat meresap ke dalam tubuh.
Tidak butuh waktu lama, inovasi ini mampu memberikan efek terhadap penurunan jumlah rata-rata spermatozoa pada seorang laki-laki.
Mahasiswa angkatan 2020 itu menerangkan, Formula tansdermale patch merupakan media yang menghantarkan obat melalui kulit. Dikombinasikan dengan beberapa bahan lainnya, seperti HPMV-PVP dengan bahan aktif ekstrak etanol daun binahong, memungkinkan produk ini memiliki elastisitas yang baik serta mampu menyerap air.
Mahasiswa yang saat ini menempuh pendidikan program studi farmasi tersebut menjelaskan, selain sederhana, penggunaan alat ini relatif aman.
Baca Juga: Hamil pas Pakai Alat Kontrasepsi, Wanita Ini Syok Anak Pertamanya Lahir Pegang IUD
"Bahan-bahan tersebut dipilih karena banyak membawa manfaat, di antaranya mudah dilepaskan, menghindari degradasi obat di saluran pencernaan, praktis dan nyaman, juga mudah dihilangkan apabila ditemukan efek negatif dalam penggunaan," kata Adinda.
Saat ini, pengembangan produk alat kontrasepsi nabati telah melewati berbagai proses, mulai dari uji pH, uji kelembapan, dan berbagai proses lainnya.
Adinda mengatakan produk tersebut sudah 90 persen rampung dan baru diujicobakan ke kalangan terdekat terlebih dahulu.
"Untuk saat ini kita berfokus pada produksi dan penggunaan untuk lingkup terdekat terlebih dahulu. Namun, tidak menutup kemungkinan dalam pengembangannya, produk ini dapat diproduksi dan dipasarkan secara luas, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat banyak," terang Adinda.