MALANG KOTA – Kemajuan teknologi dan dunia pendidikan terus berjalan seiring berjalannya waktu. Semangat itu yang membuat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar seminar nasional kemarin (26/1). Seminar itu digelar dengan tema Transformasi Digital untuk Memperkuat Sistem Pendidikan dan Pembelajaran Interdisiplin Menuju Profesionalisme Guru Berkelanjutan.
Kegiatan yang diselenggaran secara online dan offline tersebut diikuti kurang lebih 1.500 peserta. Terdiri atas para dosen di lingkungan FKIP, guru pamong sekolah mitra FKIP, guru seluruh Indonesia, alumni PPG UMM, mahasiswa PPG Prajabatan dan Dalam Jabatan angkatan tahun 2022/2033.
“Seminar nasional diselenggarakan untuk memperkuat kompetensi calon guru. Guru harus bisa berubah cepat dan tepat. Sehingga profesionalisme guru perlu ditingkatkan,” ucap Wakil Dekan I FKIP UMM Dr Sugiarti MSi. Jika hal itu terus ditempa, maka akan melahirkan profesionalisme guru yang berkelanjutan.
Untuk itu pihaknya menghadirkan empat narasumber handal yang mengisi seminar sesi 1 dan sesi 2. Di antaranya, Direktur Eksekutif APCE – UNESCO C2C Prof Dr Igansius Sutapa MSc, Guru Besar Pendidikan Matematika Unimed Prof Dr Syawal Gultom MPd, Direktur PPG Kemendibudristek Temu Ismail SPd MSi dan Dekan FKIP UMM Dr Trisakti Handayani MM.
Seminar nasional ini dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor I Prof Dr Syamsul Arifin MSi. Ia mengutarakan jika kegiatan semacam ini patut diberikan apresiasi. “Mudah-mudahan nanti paling tidak kita bisa merumuskan apa yang dimaksud transformasi digital itu,” harapnya. Karena transformasi yang dimaksud diletakkan pada konteks pembelajaran bukan konteks yang lain.
Untuk itu, perlu rumusan yang jelas. Ia menyebut perkembangan teknologi saat ini sangat luar biasa. Maka setidaknya harus ada transformasi yang memudahkan sistem pendidikan. Ia mencontohkan seperti adanya kemudahan dalam transformasi di dunia perbankan saat ini. Semua masyarakat cukup menggunakan smartphone untuk mengakses berbagai layanan yang disediakan. “Tapi juga tidak bisa diganti seluruhnya, kita manusia butuh human touch, tegur sapa dan interaksi langsung. Apalagi kita mendidik siswa,” terangnya.
Ia berpesan, seminar seperti ini harus benar-benar diikuti secara serius. Karena jika dihubungkan dengan fenomena saat ini sangat cocok. “Pendidikan ini luar biasa. Yang bisa mengeluarkan manusia dari kemiskinan adalah pendidikan,” tutupnya. (fif/dik)