Bekal Pendidikan Karakter, Implementasikan Kurikulum Merdeka yang Aplikatif

Author : Humas | Friday, October 28, 2022 10:52 WIB | Jawa Pos - Jawa Pos

AGAR SEGAR TERUS: Seluruh tenaga pendidik Insan Amanah mengikuti beach cleaning ke Pantai Balekambang beberapa waktu lalu.

Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Insan Amanah melahirkan lembaga pendidikan yang Islami, berteknologi modern dan berwawasan global (Istimewa). Jargon inilah yang digaungkan SD Insan Amanah dan SMP Insan Amanah hingga sekarang. Kedua sekolah tersebut telah memberikan gebrakan baru di dunia pendidikan. Mulai dari sistem pembelajaran yang aplikatif hingga prestasi yang ditorehkan.

Berdiri sebelum SMP Insam Amanah, SD Insan Amanah telah menorehkan banyak prestasi. Mulai prestasi guru, siswa hingga instansi. Kepala Sekolah SD Insan Amanah Dr Suhardini Nurhayati MPd mengatakan SD Insan Amanah dikenal dengan pendidikan karakternya. Suhardini dan tenaga pendidik lainnya punya strategi mengimplementasikan karakter siswa, yang berpijak pada kurikulum merdeka. Yaitu melalui asesmen diagnostik. Asesmen ini digunakan untuk meng­identifikasi kompetensi, kekuatan, hingga kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kom­petensi dan kondisi siswa yang variatif.

”Siswa sebelum masuk sekolah diberikan asesmen. Dinilai dulu gaya belajarnya seperti apa, kemampuan dia terhadap bidang studi itu bagaimana. Orang tua kami beri rapor terkait dengan gaya belajar anak. Dalam raport itu ada hasil asesmen dan treatmen mendidik anak,” ucap Dini, sapaannya.

Sekolah ini juga memberikan wawasan pelatihan tentang mendidik anak sesuai dengan hasil asesmen. Pelatihan tersebut melibatkan Pusat Layanan Psikologi (PLP) dari UM dan UMM untuk memberikan informasi secara berkala kepada orang tua, tentang bagaimana konsep mendidik anak. Ketika orang tua mengetahui tentang hasil asesmen dari guru, maka akan ada sinergitas antara keduanya. Sehingga proses belajar berlangsung dengan baik.

Dini menambahkan roh kurikulum merdeka adalah merdekakan siswa. Artinya guru berkonsentrasi pada anak didik. Bukan sebaliknya. Sehingga pembelajaran yang diberikan guru harus aplikatif, sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satunya dengan pembelajaran diferensiasi. Artinya guru mengesplorasi isi kurikulum, dan menuangkan dalam kegiatan yang realistis.

”Bukan jamannya lagi guru ceramah, tapi guru memberikan pembelajaran yang aplikatif, bersentuhan langsung pada proses belajar secara kontekstual. Maka guru membuat rancangan itu untuk mengakomodir cara belajar anak yang bermacam tadi,” tegasnya.
Pembelajaran aplikatif itu diantaranya eco-theatre. Siswa memerankan drama sebagai tokoh-tokoh yang ada di bumi, seperti ozon, matahari, penebang liar dan lainnya. Media pembelajarannya dari bahan bekas daur ulang yang ada di sekolah. Lalu ada ekstrakurikuler eco-technology yang mengarah pada teknologi ramah lingkungan. Selain itu sekolah ini juga melakukan student exchange. Siswa dapat bertukar wawasan dan membentuk wawasan global. ”Teknologi pasti kami pakai, itu sebagai ikon Insan Amanah berbasis lingkungan. Termasuk bus keliling yang sempat mem­bersihkan sampah di Pantai Balekambang dan Banyu Meneng,” ujar fasilitator sekolah penggerak se-Indonesia itu.
Pandemi berlalu, Dini mengaku karakter siswa menurun. Sebab selama pandemi siswa berada pada zona nyaman, sehingga paradigma berpikir masih belum siap tatap muka. Maka pihaknya dan guru lain berinisiasi untuk menerjemahkan enam komponen pendidikan karakter pelajar pancasila. Yaitu beriman, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Keenam komponen tersebut dituangkan dalam pedoman pendidikan karakter pelajar pancasila Insan Amanah.

”Pedoman pendidikan karakter ini disusun oleh para guru. Sehingga guru di Insan Amanah memiliki banyak inovasi dan kreatifitas. Selain itu di Insan Amanah memiliki guru penggerak sebanyak lima orang. Tak banyak sekolah yang memiliki guru penggerak,” ujarnya.

Dini mengatakan di sekolah ada program coaching. Program ini melibatkan guru lama untuk melatih guru baru agar senada, seirama, loyal dengan Insan Amanah yang bermuara pada proses mendidik siswa.

Punya Program Vokasi, Passion Siswa Lebih Terarah

Sebagai sekolah yang lahir lebih awal dari SMP Insan Amanah, pembelajaran SD Insan Amanah jadi kiblat lahirnya SMP Insan Amanah di tahun 2021. Sehingga kegiatan di SMP berkesinambungan dengan SD. Namun, di jenjang SMP perlu adanya perbedaan pola asuh yang mengikuti perkembangan dan pertumbuhan siswa.

SETIA NKRI: Siswa SMP Insan Amanah mengikuti upacara bendera setiap Senin pagi.

SMP Insan Amanah dapat dikatakan sebagai pelopornya sekolah vokasi di jenjang sekolah pertama. Ilmu terapan yang ada di sekolah ini sebanyak 6 jurusan. Diantaranya fotografi dan videografi; jurnalistik dan Bahasa; tata boga; desain grafis, animasi dan multimedia; otomotif dan elektronik, serta teknopreneur.

Kepala SMP Insan Amanah Sri Endah Pujiningrum SSi mengatakan adanya sekolah ini mewadahi passion siswa. Sehingga dijenjang SMP, siswa pun sudah mampu menentukan minat dan bakat mereka. Orang tua juga akan lebih bijak, bahwa setiap anak dilahirkan istimewa. Tidak ada yang gagal.

”Siswa lebih visioner. Jadi siswa tidak kebingungan tentang bagaimana dirinya, kemampuannya dimana. Jati diri siswa semakin kuat. Pintar tidak harus memiliki nilai 100 bidang matematika. Namun minat bakat siswa harus terarah sejak dini,” jelasnya.
Pembelajaran yang diberikan oleh SMP vokasi ini memiliki kurikulum yang sudah terarah. Yaitu pembelajaran teori di kelas dengan mengundang praktisi, dan pelaksanaan program kunjungan dan magang. (rof/dik)

Harvested from: https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/28/10/2022/bekal-pendidikan-karakter-implementasikan-kurikulum-merdeka-yang-aplikatif/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: