MALANG KOTA – Tak ada lagi keluhan jalan berlubang di Kota Malang. Begitu ada jalan berlubang, langsung ditemukan, kemudian ditambal. Itu jika Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memanfaatkan alat otomatis pendeteksi jalan rusak karya sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Alat tersebut diberi nama Smart µ (Miu) Meter. Sistem kerjanya menggunakan sistem Internet of Things (IoT). ” Alat itu bisa dikontrol dari jarak jauh. Penggunaan IoT berperan penting,” ujar Alifia Oriana, salah satu anggota kelompok mahasiswa yang merancang Smart µ (Miu) Meter itu.
Cara kerjanya alat tersebut cukup sederhana. Yakni mengambil foto bagian jalan yang terlihat bagus dan berlubang. Lalu hasil foto akan dikirim melalui bluetooth ke aplikasi. Selanjutnya diolah menggunakan metode pengolahan citra hingga mendapatkan hasil yang maksimal.
Menurut mahasiswi teknik sipil tersebut, keunggulan alat tersebut adalah memudahkan transfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi, baik dari manusia ke manusia maupun manusia ke komputer.
Dia mengklaim alat pendeteksi jalan rancangannya bersama teman-temannya itu tercanggih di Indonesia. ”Kalau pun ada (alat serupa), saya rasa belum akurat dan masih dioperasikan secara manual,” tandas Alifia. Dia melanjutkan, alat tersebut masih dalam bentuk prototipe. Bisa disempurnakan lagi, tapi menurutnya butuh dana lebih besar lagi.
Rencananya, dia mengatakan, Agustus depan akan dilakukan uji coba. Dia ingin menggandeng dinas pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan dan kawasan permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang. Skema uji coba, dia mengatakan, alat tersebut ditempel di belakang mobil operasional DPUPRPKPK.
Dengan demikian, petugas dari dinas PU tidak perlu repot-repot meneliti atau mengamati kondisi jalan. Sebab alatnya diklaim bisa mendeteksi tingkat kekerasan rendah sampai tinggi. ”Nantinya ada perhitungan yang ditampilkan dalam grafis," imbuhnya.
Namun, dia masih belum koordinasi dengan pihak DPUPRPKP. . "Kami masih berdiskusi efektivitasnya bagus yang mana," ungkapnya.
Dalam mengembangkan alat tersebut, Alifia menggandeng teman-teman dari lintas jurusan. Mulai jurusan teknik sipil, teknik mesin, hingga teknik elektro. Pembuatan alat tersebut mendapat pendanaan dari Kemdikbudristek. “Saya dan teman-teman berharap alat ini bisa tembus sampai ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan bisa mendapatkan hak paten dari pemerintah,” kata dia. (dre/dan)
