PTM Diklaim Lebih Baik daripada PTN

Author : Humas | Monday, June 27, 2011 09:00 WIB | JPNN - JPNN

 

MALANG - Ketua Majelis Pendidikan Tinggi (Dikti) PP Muhammadiyah, Dr. Chairil Anwar mengatakan, persepsi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai second choice saat ini sudah luntur. Disebutkan misalnya kualitas Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) sudah melampaui Perguruan Tinggi Negeri (PTN). PTS, menurutnya, bisa lebih baik daripada PTN.

”Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) misalnya, tidak diragukan sebagai PTM yang lebih unggul daripada PTN,” kata dia, seperti diberitakan Malang Pos (grup JPNN).

Menurut Chairil, mindset masyarakat lambat laun akan bergeser jika PTS bisa membuktikan bahwa swasta tak selalu jelek. Dia mencontohkan, di Amerika Serikat, kampus-kampus berkelas justru milik swasta. Universitas terbaik dunia, Harvard University dan Mashacuset Institute of Technology, adalah perguruan tinggi swasta“Sekarang ini kualitaslah yang dicari, bukan status negeri atau swasta,” kata Chairil yang juga dosen Universitas Gajahmada (UGM) Jogjakarta itu.

Lebih lanjut ia menegaskan, apa yang harus ditekankan untuk membangun kualitas sebuah perguruan tinggi, Chairil berpendapat penguatan sumberdaya manusia (SDM) adalah prioritas. Perguruan tinggi harus memiliki SDM yang kuat dalam melayani kepentingan mahasiswa. Dia mengingatkan, sejak awal sejarah Muhammadiyah didesain untuk membangun SDM melalui pendidikan. KH Ahmad Dahlan, kata Chairil, sengaja membangun pendidikan di awal-awal dakwahnya untuk menyiapkan SDM itu.

Rektor UMM, Dr Muhadjir Effendy, MAP menambahkan sebagai PTM UMM telah diakui secara internasional melalui QS Star World University Ranking. UMM memperoleh anugerah Bintang Dua di antara 18 universitas di Indonesia baik PTS maupun PTN yang memperoleh Bintang dari QS Star.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ton Abdillah Haz, ST, ikut memberi sumbangsih dalam Pertemuan Nasional Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) bidang kemahasiswaan yang berlangsung di UMM. Menurut Ton yang juga alumni UMM, IMM memiliki peran ideologis yang sangat strategis di PTM.

Dari 155 PTM yang dimiliki Muhammadiyah sangat potensial dijadikan medan dakwah ideologi Muhammadiyah oleh IMM. “Namun kita harus akui bahwa Muhammadiyah dan PTM itu bersifat terbuka sehingga ideology manapun bisa saja masuk. Di sinilah peran ideologis IMM harus diperankan untuk membendung, misalnya, ideologi radikal  dan fundamental,” kata Ton menyontohkan.

Secara ideal IMM di PTM, kata Ton, harus menjadi arus utama. Hal ini bisa dibaca sebagai cara IMM melakukan pengkaderan di PTM adalah cara Muhammadiyah menggali dan membina kadernya agar tidak malah diambil oleh kelompok lain yang cenderung membawa kepentingan kelompoknya.

“IMM merupakan kader-kader yang menjadi embrio Muhammadiyah di masa depan. Mengabaikan IMM sama saja dengan mengabaikan Muhammadiyah,” pungkas Ton yang asli Pekan Baru, Riau ini.(oci/eno)

Harvested from: http://www.jpnn.com/m/news.php?id=96347
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: