Oleh: Wihardiyan Firmansyah Universitas Muhammadiyah Malang
Masa remaja merupakan salah satu periode yang penting dalam suatu rentang kehidupan (Fitri, Zola, & Ifdil, Denich, & Ilyas, 2017). Pada masa ini para remaja mempunyai kesempatan yang besar untuk: mengalami hal-hal yang baru dan menemukan bakat yang ada di dalam dirinya. Sementara itu, pada masa remaja juga dihadapkan pada tantangan, batasan, dan kekangan yang datang baik dalam diri maupun dari luar dirinya sendiri. Dari segi definisi remaja merupakan individu yang telah mengalami masa pubertas atau berfungsinga hormon reprodulsi.
Menurut Piaget (Nasution, 2007), secara psikologis remaja adalah usia dimana seseorang sudah tidak: lagi merasa di bawah level orang dewasa melainkan berada berada dalam tingkatan yang sama. Para remaja cenderung selalu ingin memiliki barang atau benda yang berlebihan dalam membeli atau mengonsumsi. Silap atau perilaku remaja yang mengonsumsi barang secara berlebihan dan tidak wajar inilah yang disebut dengan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif yang sering terjadi pada kalangan remaja pada umumnya hanya sebatas keinginan memiliki barang-barang tersebut belum tentu sesuai dengan kebutuhan mereira.
Karena terbawa pengaruh teman sebaya terhadap penampilan, membuat para remaja berusaha menampillan dirinya sebaik mungkin. Keinginan untuk selalu meningkatkan penampilan inilah yang membuat remaja memiliki keinginan untuk membeli barang yang tidak wajar. Para remaja juga tidak: segan untuk: membeli barang yang menarik: dan mengikuti tren. Karena jika tidak mereka akan dianggap lumo atau tidal: gaul. Akibatnya, para remaja tidak: memperhatilan kebutuhan mereka saat membeli barang. Masalah perilaku konsumtif merupakan suatu hal yang sering terjadi di kalangan remaja. Apabila perilaku ini dilakukan secara terus menerus maka akan menimbulkan dampak: yang merugikan individu itu sendiri dan tidak puas akan diri sendiri serta tidak mensyukuri apa yang ia punya, tidak berpikir dewasa dan selalu mementingkan diri sendiri.
Perilaku konsumtif terbentuk karena sudah menjadi bagian proses gaya hidup. (Rosyid dan Lina) mengatakan bahwa perilaku konsumtif ditandai dengan adanya kehidupan yang mewah dan berlebihan. Penggunaan segala sesuatu yang dianggap mahal dan memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik yang sebesar-besamya, serta adanya pola hidup manusia yang didorong oleh segala keinginan, hanya untuk: memuaskan keinginan akan kesenangan. Hal in dikemukakan oleh (Anggasari Triyaningsih, 2011) yang mengatakan bahwa perilaku konsumtif terbentuk: oleh tindakan membeli barang-barang yang tidak terlalu penting sehingga menjadi berlebihan. Pelaku utama gaya hidup konsumtif adalah kelompok usia remaja. Perilaku ini dapat terus mengakar dalam gaya hidup remaja. Dalam perkembangannnya, mereka alcan selalu menjadi orang-orang dewasa yang memiliki gaya hidup konsumtif.
Perilaku konsumtif di kalangan remaja sudah tidak: lagi berdasarkan pada faktor kebutuhan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik: perilaku
konsumtif mereka. Karakkteristik: perilaku konsumtif pada remaja dapat dilihat melalui ciri-ciri berikut :
1.) Remaja sangat mudah terpengaruh oleh godaan penjual
2.) Mudah terbujuk dengan iklan
3.) Tidak berpikir tentang pentingnya berhemat
Ciri-ciri di atas sudah cukup menggambarkan bahwa faktor keinginan menjadi dasar bagi mereka untuk: melakukan tindakan yang bersifat konsumtif. Selain itu, perilaku para remaja ini juga sama sekali tidak menunjulkan faltor kebutuhan di dalamnya. Para remaja tampal jelas berperilaku konsumtif untuk: mendukung harga diri di dalam pergaulan tampa memperhatikan faktor kebutuhan mereka. Hal lain yang menunjukkan gaya hidup konsumtif pada remaja pada saat ini adalah semua kemajuan berpusat pada dunia barat, mulai dari telmologi, model pakaian, permainan, sampai tempat makan. Sehingga, terbentuklah sebuah tren dan gaya hidup di perkotaan. Ikian makanan dan minuman, merek pakaian, teknologi sampai dengan pola hidup yang bermerek asing setiap hari banyak ditayangkan dalam media yang menggambarkan gaya hidup dunia barat yang merasuli para remaja Indonesia khususnya di kota besar.
Menurut Lina dan Rosyid, ada dua faltor yang mempengaruhi perilaku konsumtif antara lain, faltor interal dan faltor elsteral. Faktor internal, seperti motivasi, pengamatan kepribadian, proses belajar, dan konsep diri. Motivasi, seca ra psikologi, adalah sesuatu yang dapat membangkitkan motif atau menggeraldkan seseorang untuk: berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu keputusan. Motivasi dapat mendorong sesorang untuk melakukan pembelian barang atau jasa. Pengamatan, ini akan menentukan tindakan dan mengambil keputusan membeli.
Mengamati dan mempelajari stimulus yang berupa informasi-informasi produk atau barang yang sedang mengalami tren di lingkungan mereka. Kepribadian berpengaruh dalam menentukan sebuah keputusan. Remaja yang masih dalam kondisi emosi tidak stabil sehingga, kepribadian yang terbentuk dalam diri menunjang motif pembelian pada remaja Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif antara lain kebudayaan, kelas sosial, dan keluarga. Kelas sosial dapat mempengaruhi perilaku remaja dalam menghabiskan waltu mereka. Interaksi dan kelas sosial alan mempengaruhi pada selera dan pendapat individu tersebut. Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter dan perilaku seseorang, termasuk: dalam pembentulcan kepercayaan dan berfungsi langsung dalam menetapkan keputusan remaja dalam membeli atau menggunakan jasa.
Perilaku konsumtif merupakan tindakan membeli barang yang dilakukan hanya untuk memenuhi keinginan bukan untuk mencukupi kebutuhan yang dilakukan secara berlebihan sehingga menimbulkan pemborosan. Adapun berbagai cara untuk mengatasi perilaku konsumtif diantara lain, membuat daftar prioritas kebutuhan, menabung, dan membuat anggaran belanja. Membuat daftar prioritas kebutuhan bertajuan agar kita dapat mengetahui dan mementingkan kebutuhan sehari-hari. Menabung, salah satu langkah tepat untuk menghindari terjadinga pemborosan.
Agar terhindar dari pemborosan, alangkah bailmya membut anggaran belanja yang bertujuan untuk mengelola uang secara tepat dan benar. Cara diatas sangat tepat untuk menghindari terjadinya perilaku konsumtif.
Manusia sebagai makhluk hidup tentunya memiliki banyak kehidupan sehari-hari dalam hidupnya. Kebutuhan tersebut terbagi atas kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Dengan banyalnya lebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak: bisa lepas dalam melakukan kegiatan mengonsumsi. Kegiatan ini dilakukan manusia dalam rangka untuk: memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus bijak dalam mengutamakan kebutuhan daripada mementingkan keinginan yang hanya bertujuan untuk mencari kesenangan.