JurnalPost.com – Pada program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri Kelompok 95 Gelombang 3 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang mengusung tema tema 7R (recycle, reduce, reuse, replace, replant, refill dan repair), dengan judul kegiatan ‘Creativity in Recreating Waste’, anggota PMM Kelompok 95 yang terdiri dari Tuti Septichana (202110360311178), Ega Fiandita (202110360311172), Nelli Ananda Uswatunniyah (202110360311184) dan Irda Khoerunnisa (201910360311144) berfokus untuk menanamkan kreatifitas dan kepedulian lingkungan pada anak usia dini.
Dengan dibimbing oleh Ibu Winda Hardyanti, S.Sos.,M.Si, PMM Kelompok 95 menargetkan anak-anak usia dini dan pengajar di TK Kuncup Bunga Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu. Hal ini sejalan dengan program-program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh PMM Kelompok 95 di daerah yang sama.
Tidak bisa dipungkiri, masalah sampah selalu menjadi salah satu permasalahan global yang sulit dituntaskan, di Indonesia sendiri alasan utamanya karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
Juga karena tidak adanya pembelajaran maupun sistem pengelolaan sampah yang baik. Hal tersebut akhirnya membuat masyarakat enggan melakukan kegiatan memilah atau bahkan mendaur ulang sampah. Terlalu rumit dan sulitnya pengelolaan sampah membuat sebagian besar masyarakat Indonesia sulit untuk menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga lingkungan. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia, pengelolaan sampah memiliki kaitan yang erat dengan budaya masyarakat. Maka dari itu, PMM Kelompok 95 Gelombang 3 UMM ingin memulai dengan membangun kesadaran mengenai sampah melalui anak-anak. Alasan utamanya adalah karena anak-anak merupakan kelompok yang paling mudah menyerap informasi baru.
Untuk kegiatan pengabdian ini, PMM Kelompok 95 Gelombang 3 UMM mencoba membuat semua program yang ada menjadi kegiatan interaktif. Dimana anak-anak bisa langsung mempraktekan semua pembelajaran yang sudah disiapkan. Dalam waktu 4 minggu, mulai dari 22 Januari 2024, PMM Kelompok 95 bisa melaksanakan lebih dari 20 kegiatan pengelolaan sampah pada anak-anak. Setiap pagi, setelah selesai upacara atau senam bersama, PMM Kelompok 95 mengarahkan anak-anak untuk membuat karya dari sampah.
Beberapa diantaranya, seperti membuat kolase, mainan dan alat belajar dari sisa bungkus makanan yang dibawa untuk makan siang, menggunakan botol bekas sebagia pot tanaman, dan tentunya melatih anak-anak untuk bisa memilah sampah secara sederhana. Pertemuan anggota PMM Kelompok 95 dengan anak-anak disekolah yang hanya 4 jam tentunya tidak memberi efek signifikan. Tapi setidaknya setelah beberapa pertemuan, anak-anak sudah mampu membedakan sampah plastik dan sampah kertas, serta bagaimana cara mengelola sampah-sampah tersebut. Diluar itu, kami juga terus mengajak pendidik di lingkungan belajar agar rutin mengingatkan semua pihak untuk menjaga lingkuangan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Selama itu, PMM Kelompok 95 Gelombang 3 UMM juga mencoba mencari cara untuk bisa mendalami masyarakat dari sudut pandang anak-anak mereka.
Perilaku anak-anak kecil ini adalah manifestasi dari apa yang orang tua mereka lakukan dirumah. Efek dari sampah yang merupakan isu global ini tentunya merupakan masalah kolektif yag berasal dari bagian-bagian kecil, seperti dari daerah Songgokerto. Juga disebabkan oleh perilaku kolektif anak-anak kecil yang kami ajar beberapa minggu ini. Hasil dari pembelajaran PMM Kelompok 95 bersama anak-anak ini mungkin belum memberikan hasil yang signifikan. Tapi cepat lambat, menyadarkan satu dua orang untuk mau menjaga lingkungan sudah cukup. Semoga menjadi efek domino.