JurnalPost.com – Di era saat ini banyak sekali usaha UMKM Menengah yang berkecimpung di dalam pasar Nasional bahkan Internasional. Hal tersebut harus di dampingi dengan pemahaman yang luas. Salah satu pemahaman yang penting dalam melakukan usaha yaitu tentang kas dan bank. Kas dan bank di sini akan selalu menjadi hal penting dalam menjalankan usaha. Dimana aspek ini sangat penting untuk membuat usaha yang kita jalankan menjadi lebih baik.
Di awal ini kita akan membahas terlebih dahulu tentang ap aitu UMKM. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sebuah usaha yang berjalan di beragam bidang usaha yaitu, usaha perdagangan, usaha pertambangan, usaha industry, usaha jasa pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan UMKM menurut UU dijelaskan bahwa UMKM adalah usaha yang sesuai dengan jenis usahanya yaitu usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Dari pengertian tersebut dapat di pahami bahwa UMKM merupakan usaha yang dikriteriakan sesuai dengan besar kecilnya usaha yang sedang di jalankan. Disini akan lebih membahas mengenai usaha menengah. Usaha menengah adalah merupakan usaha dalam ekonomi produktif dan juga bukan merupakan usaha cabang atau anak dari usaha perusahaan pusat. Dalam peraturan perundang-undangan bagian langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil atau usaha besar dengan total kekayaan bersih sesuai dengan yang sudah di atur dalam perundang-undangan.
Mengutip dari Kompas.com usaha menengah dikriteriakan dalam kekayaan bersih usaha di atas Rp 500 juta sampai Rp 10 miliar (tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha). Kemudian hasil penjualan per tahunnya mencapai Rp 2,5 miliar sampai Rp 50 miliar. Jadi usaha menengah ini merupakan suatu usaha yang sangat membutuhkan pemahaman atas kas dan bank, dikarenakan dalam kriteria usaha menengah ini sudah mencakup harta dan kekayaan bersih yang cukup besar. Pemahaman atas kas dan bank sangat dibutuhkan untuk dapat mengelola keuangan dalam usaha menengah ini.
Kas atau yang sering kita sebut dengan sebagai uang merupakan harta yang sangat atau bisa paling cepat berubah, karena hampir semua bahkan bisa disebut juga semua masyarakat sudah menggunakan uang atau kas untuk bertransaksi. Kas juga merupakan suatu jenis benda yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran. Adapun sumber penerimaan kas antara lain:
1. Penjualan tunai atas barang dagangannya
2. Pelunasan piutang dari debitur
3. Pengambilan utang pada pihak kreditur
4. Penambahan modal dari pemilik
5. Penjualan saham baru kepada pemegang saham
6. Dan lain-lain
Mengutip dari Modul 1 Dra. Sri Daryanti, Ak. MM. tentang Kas, Rekonsliasi Bank, dan Laporan Arus Kas disimpulkan bahwa yang termasuk komposisi kas adalah semua elemen yang dapat diterima bank sebagai setoran sebesar nilai nominalnya setia saat. Adapun yang tidak termasuk kas adalah.
a) Deposito berjangka
b) Cek kosong
c) Cek mundur
d) Prangko
e) Overdraft bank terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi saldo rekening giro perusahaan, di bank tetapi bank tetap membayarnya, sehingga hal ini dilaporkan dalam kelompok utang lancar
Hery Subandri (202010170311231)
Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pengampu : Novitasari Agus Saputri, S.Pd., M.pd
