Ini Proses Kreatif Puisi Butet oh Butet Karya Dosen Universitas Muhammadiyah Malang

Author : Humas | Friday, June 30, 2023 11:52 WIB | kba news -

Ini Puisi dari Akademisi yang ‘Ngerujak’ Puisi ButetAzhar Muttaqin, Dosen Ekonomi Syariah (Hukum Keluarga Islam) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur

Sebuah adegan kebodohan dan piciknya pikiran seseorang yang selama ini mem-branding dirinya sebagai budayawan.”

MALANG | KBA – Muda, cerdas, dan rupawan, itulah gambaran yang melekat kuat pada sosok Azhar Muttaqin, Dosen Ekonomi Syariah (Hukum Keluarga Islam) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur. Akademisi kelahiran Sampit, Kalimantan Tengah 47 tahun silam itu menamatkan studi S1 dan S2 di kampus yang sama dengan tempatnya mengabdi sekarang. Dan saat ini dia sedang menempuh program doktoralnya di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Bertepatan dengan Hari Raya IdulAdha, Kamis malam, 29 Juni 2023, KBA News berkesempatan untuk mewawancarai tokoh publik yang tengah viral belakangan ini. Seperti diketahui, akademisi yang pernah mengenyam pendidikan Diploma Tinggi (setara S2) Jurusan Pendidikan Guru Bahasa Arab di King Saud University Riyadh, Arab Saudi pada 2007 itu telah menginvestasikan waktunya untuk membuat puisi balasan berjudul Butet oh Butet kepada Butet Kertaradjasa yang dibacakan melalui akun Tiktok-nya @azhar_qien dan diunggah pada Selasa, 27 Juni 2023.

Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat FAI UMM periode 1996-1997 itu mengatakan bahwa proses kreatif dalam membuat puisi tersebut dilakukan sendiri secara sederhana, santai, dan butuh ketenangan, karena harus merangkai kata-kata yang tidak hanya puitis, tapi juga memiliki pesan dan makna yang mendalam. 

“Selanjutnya merangkai kalimat-kalimat yang berisikan jawaban dan balasan dari apa yang disampaikan Butet. Tentu tidak langsung jadi, beberapa kali harus mengganti kalimat bahkan hingga menjelang take video dan suara. Sehingga tampak terkadang saya membaca kalimat agak sedikit tertahan dalam beberapa bait kata, karena bisa jadi itu adalah kalimat yang baru mengalami perubahan,” ungkap dosen yang pernah menjadi Trainer Program Komputer Multimedia, Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) pada 2006-2007.

Lebih lanjut Ketua Program Studi Ahwal Syakhshiyyah FAI-UMM tahun 2010-2013 menambahkan bahwa puisinya dibuat dalam tiga waktu. “Pembuatannya di tiga waktu, Ahad malam, 25 Juni sudah mulai membuat kerangka puisi. Dilanjutkan Senin pagi, 26 Juni. Lalu disempurnakan sore harinya menjelang take video dan suara. Lokasinya di Café Rooftop Hotel Kapal Sengkaling, Malang,” terang Azhar.

Ketua Program Studi Ekonomi Syari’ah FAI-UMM tahun 2013-2020 itu membayangkan sebuah adegan kebodohan saat menonton video Butet di acara resmi partai politik penguasa dan di hadapan banyak petinggi. “Sebuah adegan kebodohan dan piciknya pikiran seseorang yang selama ini mem-branding dirinya sebagai budayawan. Tontonan di mana segala sesuatu bisa kehilangan nilai luhurnya jika dihadapkan dengan kepentingan politik dan kekuasaan,” jelas dia.

“Seketika hilang segala respek saya atas apa yang dilakukan dia selama ini. Dan yang lebih memprihatinkan lagi, perilaku itu menjadi hiburan bagi para terhormat,” lanjut akademisi yang melakukan penelitian terkait Pengembangan Akad Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam Persoalan Hukum Ekonomi Syariah Kontemporer pada tahun 2023.

Azhar merasa sangat geram ketika Butet –walau tidak menyebut nama menuding Calon Presiden Anies Baswedan menyolong dan pandir. “Tentu saya sangat geram dan prihatin dengan sebegitu rendahnya perilaku politik mereka. Dan tentu harus dilawan, namun pastinya dengan cara yang lebih bermartabat. Semua itu kemudian saya tuangkan dalam puisi saya dengan judul “Butet oh Butet” itu. Alhamdulillah direspon dengan sangat positif oleh masyarakat,” papar penulis karya ilmiah berjudul Pilar-Pilar Kepemimpinan, tahun 2009, penerbit Buletin Bestari UMM Edisi Maret.

Pasalnya, pemilik akun Tiktok @azhar_qien yang memosisikan perannya sebagai media untuk edukasi dan perjuangan politik, hukum dan moral itu menilai Calon Presiden Anies Baswedan sebagai negarawan sejati yang memiliki kecerdasan dan integritasnya sudah diakui.

“Sosok negarawan sejati, yang kecerdasan dan integritasnya sudah tidak diragukan lagi. Harapan bagi masa depan bangsa yang jauh lebih baik. Insya Allah dalam kepemimpinan Pak Anies, Indonesia akan mengalami perubahan progresif yang signifikan dan dicita-citakan selama ini,” kata Azhar.

Dia menambahkan, “Keberanian dalam kemandirian yang beliau tunjukkan selama ini cukup menjadi harapan lepasnya ketergantungan bangsa ini kepada para oligarki yang rakus mengeruk kekayaan bangsa. Keadilan lebih ditegakkan karena itulah yang paling dirasakan saat beliau memimpin Jakarta. Semoga demikianlah adanya saat beliau memimpin bangsa besar ini. Besar yang sesungguhnya, bukan besar karena citra semata- mata.”

Dalam perspektif sebagai seorang yang terdidik dan beragama, Azhar meyakini Calon Presiden Anies Baswedan bisa memenangkan kontestasi Pemilihan Presiden RI 2024 mendatang meskipun dihadang oleh kekuatan oligarki yang berselimut diri menjadi penguasa sekaligus pengusaha. “Keyakinan adalah modal dasar bagi seorang yang beriman dan berakal budi yang sehat. Dengan keyakinan dan ikhtiar para pendukung beliau, insyaAllah Pak Anies bisa menang,” jawab dia.

“Sebab yang paling ditakuti oleh pengusung dan pendukung beliau selama ini bukan kalahnya Pak Anies oleh kompetitor capres yang lain, tapi oleh kecurangan yang sistematis. Oligarki penguasa dan pengusaha akan berjuang keras mengalahkan Pak Anies, karena mereka takut dan terancam dengan hilangnya fasilitas dan akses kekuasaan dan ekonomi yang mereka nikmati secara rakus selama ini, jika Pak Anies berkuasa,” pungkas Ketua Lembaga Seni, Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang 2015-2023. (kba)

Harvested from: kbanews.com/hot-news/ini-proses-kreatif-penulisan-puisi-butet-oh-butet-karya-dosen-universitas-muhammadiyah-malang/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: