JEMBER (KRjogja.com) - Sebanyak 325 anggota musyawarah wilayah Muhammadiyah Jawa Timur tidak hadir dalam pemilihan anggota pimpinan wilayah Muhammadiyah Jatim, Sabtu (9/10) malam. Jumlah anggota muswil yang memiliki hak suara sebanyak 1.287 orang, namun jumlah anggota yang hadir sebanyak 962 orang.
"Sebanyak 325 orang yang tidak hadir karena berbagai alasan yakni sakit, ada keluarga yang sakit, dan kondisi geografi di daerah kepulauan sehingga tidak bisa hadir dalam acara muswil," kata Ketua Panitia Pemilihan Muswil Muhammadiyah Jatim, Nadjib Hamid.
Musyawarah wilayah ke-14 Muhammadiyah Jatim digelar di Kabupaten Jember, Sabtu hingga Minggu (10/10), dengan salah satu agenda yakni pemilihan anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim. Menurut Nadjib, sebanyak 962 anggota muswil memilih 13 nama anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, dengan menggunakan elektronik voting.
"Penggunaan elektronik `voting` merupakan yang pertama kali di Muhammadiyah atau mungkin pertama di Indonesia, sehingga panitia memberikan sosialisasi kepada anggota muswil yang hadir dengan teliti," tuturnya menjelaskan.
Sedikitnya 52 nama meramaikan bursa Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim periode 2010-2015, empat dari 52 calon terseleksi merupakan kader perempuan yang duduk di PW Aisyiyah Jatim yakni Esty Martiana Rachmie, Nelly Asnifati, Dwi Endah Purwanti, dan Sumiati Wakang.
"Beberapa kandidat favorit yang dipilih hampir semua anggota Muhammadiyah adalah Bendahara PWM Jatim Nurcholis Huda, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Muhadjir Effendy, Mu`amal Hamidy, Prof Achmad Zaenuri dan Prof Tohir Luth," ucap anggota KPU Jatim itu.
Pemilihan anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim dimulai pukul 21.00 -24.00 WIB, dengan menggunakan 10 komputer yang disediakan oleh panitia dan didampingi oleh mahasiswa Muhammadiyah Jember.
Pemilihan dengan menggunakan elektronik voting, lanjut dia, memiliki banyak keuntungan antara lain cepat, akurat dan mengurangi kesalahan yang mungkin dilakukan oleh anggota muswil. “Apabila anggota muswil memilih kurang atau lebih dari 13 orang, maka sistem elektronik voting secara otomatis akan menolaknya," ujarnya menambahkan.
Salah seorang anggota muswil Muhammadiyah dari Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Nganjuk, M. Iksan, mengaku pemilihan dengan cara elektronik voting merupakan cara yang mudah dan cepat. "Saya tidak kesulitan untuk memilih 13 nama dari 52 nama calon, dengan cara menyentuh di layar komputer. Cukup mudah," tutur PDM Nganjuk yang sudah lanjut usia itu.(Ant/Van ngutip KRjogja )