KLIKMU.CO – Kesehatan dan pendidikan menjadi hal yang perlu mendapat perhatian serius, tetapi kesejahteraan ekonomi juga tidak kalah penting bagi masyarakat. Wakil Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024 Emil Dardak menjelaskan hal ini sebagai salah satu pemateri dalam kuliah umum nasional yang diadakan oleh Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kegiatan bertemakan “Paradigma Baru dalam Manajemen Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia” tersebut berlangsung pada Selasa (17/12/2024) dan dihadiri oleh 260 peserta dari berbagai latar belakang dan agama, mencerminkan inklusivitas UMM.
Upaya Mengatasi Kemiskinan untuk Kesejahteraan Ekonomi
Emil menegaskan bahwa salah satu solusi untuk mensejahterakan ekonomi masyarakat adalah mengatasi kemiskinan. Ini bisa dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan dasar atau pemberian bantuan sosial kepada masyarakat kurang mampu. Namun, ia menekankan bahwa langkah lebih penting adalah membangun kemandirian ekonomi masyarakat.
“Maka cara agar masyarakat dapat lepas dari kemiskinan yakni dengan tidak hanya mengandalkan bantuan sosial saja, tetapi dengan membiarkan masyarakat tersebut mandiri secara ekonomi. Inilah tantangan yang harus lebih dulu ditangani,” ujar Emil.
Ia juga menyebutkan empat pilar baru dalam pembangunan kesejahteraan sosial, yaitu teknologi pelayanan publik, perubahan lanskap ekonomi, integrasi jaring pengaman sosial, serta demografi dan sosiokultur.
Pemanfaatan teknologi seperti big data dan kecerdasan buatan (AI) dianggap penting untuk meningkatkan pelayanan publik meski ada tantangan besar yang harus dihadapi. Emil optimistis, dengan memaksimalkan sumber daya manusia di bidang pekerjaan sosial, kualitas pelayanan kesejahteraan sosial dapat meningkat.
Pekerjaan Sosial: Tantangan dan Definisi Baru
Aktivis penggerak masyarakat sekaligus alumnus Ilmu Kesejahteraan Sosial UMM, Luthfi Jayadi Kurniawan, turut hadir dalam agenda tersebut. Ia menyoroti pentingnya pemahaman yang benar mengenai profesi pekerja sosial.
“Yang cukup memprihatinkan adalah banyak orang berpikir bahwa pekerja sosial sama halnya dengan orang yang sedang bekerja bakti di lingkungan RT. Padahal tidak seperti itu. Saya yakin para alumni prodi Kesos UMM punya potensi dan kualitas untuk menjadi pekerja sosial yang baik. Maka dari itu, mari definisikan profesi pekerja sosial ini dengan tepat karena kita bekerja untuk kemanusiaan,” katanya.
Pancasila sebagai Dasar Manajemen Kesejahteraan Sosial
Sementara itu, Rektor UMM Prof Dr Nazaruddin Malik MSi menyampaikan bahwa manajemen pembangunan kesejahteraan sosial perlu berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
“Negara harus mampu membuka akses bagi segenap warganya, terutama untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Contohnya pada pemenuhan kebutuhan pokok atau kekayaan yang wujudnya kemakmuran,” jelasnya.
Dengan landasan yang kuat, upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan lebih efektif dan inklusif.
(Wildan/AS)