Malang, KLIKMU.CO – Berkolaborasi dengan lima negara, International Conference and Applied Psychology on Humanity (ICAP-H) kembali digelar secara blended pada Sabtu (26/8) di Gedung Kuliah Bersama 4 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Lima negara yang digandeng adalah Malaysia, Taiwan, Australia, Vietnam, dan Filipina.
Acara berskala internasional yang diinisiasi Fakultas Psikologi (Fapsi) UMM ini menghadirkan sejumlah pakar. Di antaranya Bi Bi Jayton MBA yang merupakan Chief Executive Officer dari Vietnam, Dr Wan Nurul Izza Wan Husini yang merupakan dosen psikologi dari Universitas Pendidikan Sultan Idris Malaysia, dan Prof Deborah Turnbull yang merupakan Chair Of Psychology Department dari University of Adelaide Australia.
Selanjutnya, Assc Prof Dr Tulus Winarsunu MSi yang merupakan Direktur Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang dan terakhir Assoc Prof Mein-Woein Suen PhD yang merupakan profesor di Asian University pada Departemen Psikologi.
Membawakan tema Living Harmoniously and Inclusively in 5.0 Era, acara inidiharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi, inovasi, dan koneksi antarnegara guna menciptakan perubahan dan pembelajaran positif.
Antusiasme peserta ditunjukkan dengan sesi tanya jawab yang interaktif kolaboratif. Salah satu partisipan yang berasal dari Sudan menjelaskan, “Saya sangat berterima kasih atas kesempatan berharga yang saya dapatkan dari acara ini. Kita dapat berinteraksi dengan berbagai orang dari negara lain. Pemateri yang dihadirkan pun sangat luar biasa.”
Sementara itu, ketua pelaksana Ni’matuzahroh SPsi MSi PhD menjelaskan, butuh waktu kurang lebih enam bulan untuk menyusun dan merancang acara ini. Hingga akhirnya pada 26 Agustus 2023 ini acara dapat berlangsung dengan mengusung tema Living Harmoniously and Inclusively in 5.0 Era.
“Diharapkan konferensi ini dapat menjadi sarana bagi para peneliti, akademisi, profesional, dan pemangku kepentingan untuk berbagi informasi yang dapat digunakan sebagai masukan untuk menyelesaikan permasalahan terkait masyarakat inklusif dan tantangannya di Era 5.0,” tuturnya.
Ni’matuzahroh menambahkan, acara ini merupakan salah satu visi misi fakultas yang diharapkan dapat terus diadakan secara rutin dari tahun ke tahun dengan partisipasi aktif dari berbagai negara yang diusahakan akan terus bertambah.
“Acara ini juga berfungsi sebagai sarana bagi para peneliti untuk memublikasikan temuan mereka dan membuka peluang besar untuk membangun jaringan kolaboratif antara ilmuwan nasional dan internasional,” bebernya. (Tasya Wulan/AS)