Malang, KLIKMU.CO – Bersama sejumlah mahasiswa, tim pengabdian UMM mengadakan pelatihan pengelolaan laboratorium IPA SMP/MTs Muhammadiyah se-Kota Malang. Kegiatan berlangsung di aula SMP Muhammadiyah 1 Malang, Senin (16/10).
Kegiatan ini merupakan kerja sama dari berbagai pihak yang meliputi MGMP Guru IPA Muhamamdiyah se kota Malang, tim pengabdian UMM, dan berkolaborasi dengan salah satu dosen Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Malang. Ada 10 guru IPA dari tujuh MTs/SMP Muhammadiyah Kota Malang yang mengikuti.
Program ini rencananya dilaksanakan selama satu bulan. Adapun kegitan utamanya adalah workshop dan diikuti pendampingan pengelolaan yang melibatkan dosen, mahasiswa, beserta guru IPA.
“Saya merasa amat sangat senang dengan terlaksananya kegiatan pengelolaan lab ini. Karena laboratorium pendidikan di tingkat SMP/MTs memang masih belum optimal dan efektif penggunaannya,” kata Yanur Setyaningrum MPd, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Malang, dalam sambutannya.
Sementara itu, ketua pengabdian masyarakat UMM Tutut Indria Permana MPd mengatakan bahwa tujuan diadakannya pelatihan pengelolaan laboratorium di tingkat SMP ini akan membantu mendorong pembelajaran yang lebih baik. Dengan begitu, siswa mendapatkan pembelajaran bermakna dengan berbagai eksperimen.
Hadirkan Dua Narasumber
Dalam workshop kali ini, dihadirkan dua narasumber. Yakni, Moh. Mirza Nuryady MSc (dosen Pendidikan Biologi UMM) yang memberikan pelatihan penyusunan dokumen pengelolaan laboraturium. Dilanjutkan pemateri kedua, dr Kiky Martha Ariesaka MBiomed, tim pengabdian dari FK UM yang fokus pelatihannya tentang hygiene dan keselamatan, kesehatan kerja laboratorium.
Mirza menyatakan bahwa setiap laboratorium wajib memiliki dokumen-dokumen pendukung seperti rencana anggaran praktikum, buku inventarisasi, log book pemakaian alat/bahan, tag kalibrasi alat, stiker kendali mutu bahan, serta daftar stok dan alur pengajuan pembelian alat/bahan.
“Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium sekolah wajib dicatat dan diberikan evalusi dalam log book kendali mutu agar proses pembelajaran praktikum berjalan sesuai rencana dan aman,” tuturnya.
Faktor keamanan selanjutnya dibahas lebih lanjut lagi oleh pemateri dari FK UM, dr Kiky. Ia menyatakan pentingnya pengetahuan guru dan peserta didik tentang resiko bahaya yang dapat ditimbulkan dalam kegiatan praktikum dan cara penanganannya.
“Setiap laboratorium wajib memiliki shower air di dalam laboratorium untuk penanganan pertama apabila terkena bahan yang berbahaya. Namun jika tidak ada, pihak sekolah wajib memberikan petunjuk evakuasi untuk sumber air/kamar mandi terdekat dari laboratorium,” jelasnya.
Kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat untuk diterapkan oleh para guru dan pengelola laboratorium di sekolah masing-masing agar memenuhi standar dan dapat mendukung ketercapaian pembelajaran yang berkualitas.
(Husamah/AS)