Dosen UMM: 3 Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Membeli Mobil Listrik

Author : Humas | Sunday, June 04, 2023 16:56 WIB | kompas.com -

Ilustrasi mobil listrik. Pemberian insentif kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda empat dan bus per 1 April 2023.

Ilustrasi mobil listrik. Pemberian insentif kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda empat dan bus per 1 April 2023.(Freepik)

Penulis Sandra Desi Caesaria

 | 

Editor Albertus Adit

KOMPAS.com - Kehadiran mobil listrik tentu menyita perhatian masyarakat. Selain desainnya yang futuristik dan ramah lingkungan, mobil listrik juga diklaim lebih hemat.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai juga terus mendorong konversi kendaraan berbasis minyak ke kendaraan listrik.

Meski sangat menggiurkan, ada beberapa hal yang perlu diketahui calon pembeli sebelum memutuskan untuk membeli kendaraan listrik. Apa saja itu?

Baca juga: Makan Lalapan Bisa Berbahaya, Dosen UMM Beri Cara Konsumsi yang Sehat

Menurut Novendra Setyawan, selaku Dosen Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), memilih mobil listrik tak cuma dilihat dari segi harga.

Sebelum memutuskan membeli mobil listrik, ketahui jika kendaraan listrik memiliki energi yang didapat dari pengecasan daya yang ada di rumah maupun melalui station yang disediakan pemerintah.

Novendra, membeberkan beberapa hal ini untuk pertimbangan membeli mobil listrik.

1. Baterai mobil

Pada awalnya, kendaraan listrik masih belum dilirik oleh masyarakat akibat penyimpanan baterai yang dinilai tidak tahan lama.

Masyarakat masih harus terus menerus mengganti baterai dan bisa memakan biaya yang hampir setara dengan harga kendaraan tersebut.

“Jika ingin membeli mobil listrik, sebaiknya masyarakat perlu menyiapkan rumah pengisian sendiri dengan satu daya minimal 2.200 watt. Dengan begitu, mobil bisa diisi daya kurang lebih 2-3 jam. Selain itu, masyarakat juga perlu menyiapkan adaptor yang sesuai karena masih belum ada standar adaptor yang diberlakukan di Indonesia hingga saat ini,” urai Novendra, dilansir dari laman UMM.

Baca juga: Mantan Koruptor Daftar Caleg, Dosen UMM: Pembuat Aturan yang Keliru

2. Pengaman tambahan

Selain persiapan tersebut, ia juga mengingatkan perlunya masyarakat menggunakan pengaman tambahan atau Miniature Circuit Breaker (MCB) agar tidak terjadi konsleting saat pengisian catu daya.

Pun dengan mengecek serta memperhatikan kondisi baterai agar bisa lebih awet.

3. Perhatikan pengisian baterai

Meski memiliki banyak kelebihan, kendaraan listrik juga ada kekurangannya. Contohnya, kendaraan listrik akan sangat bergantung pada penyimpanan energi dari baterai. Pengisian daya membutuhkan waktu 2-3 jam untuk pengisian fast charging.

Berbeda dengan kendaraan konvensional yang hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk mengisi bensin lalu dapat melanjutkan perjalanan kembali.

“Memang, salah satu kendala kendaraan listrik adalah penyimpanannya yang masih lemah dan tidak awet. Sehingga, perlu adanya maintenance atau penggantian baterai dengan biaya yang hampir 50 persen,” lanjutnya.

Baca juga: Ini Tips Diet Sehat dari Ahli Gizi UGM

Karenanya, Novendra berharap, Indonesia akan memiliki standarisasi metode pengisian maupun maintenance dari kendaraan listrik di kemudian hari.

Dengan begitu, mobil listrik bisa lebih bertahan lama dan diminati masyarakat.

Menurutnya, selain mendorong penggunaan mobil listrik, perlu juga ada pengembangan energi baru terbarukan.

"Kalau di UMM, kami memiliki pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTMH). Saya rasa, keduanya mampu membantu pasokan listrik untuk kendaraan listrik karena dapat diperbarui secara terus menerus," pungkasnya.

Harvested from: kompas.com/edu/read/2023/06/04/160700171/dosen-umm--3-hal-yang-harus-kamu-tahu-sebelum-membeli-mobil-listrik?page=all
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: