KOMPAS.com - Penyakit stroke kalau sudah menyerang tubuh bisa membuat lumpuh, bahkan menyebabkan ganguan fungsi otak.
Apalagi stroke bisa menyerang siapa saja, baik muda maupun tua.
Jika dikategorikan, terdapat dua kelompok dari stroke, yaitu stroke penyumbatan dan stroke perdarahan.
Stroke penyumbatan terjadi apabila pada pembuluh darah di otak kita tersumbat oleh penebalan dinding pembuluh darah akibat kerak lemak.
Sementara stroke perdarahan jika terjadi pecahnya pembuluh darah otak.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Annisa Nurul Arofah mengatakan kedua jenis stroke tetap bahaya.
"Karena keduanya ini sama-sama mengakibatkan otak tidak mendapatkan suplai makanan dan oksigen," kata dia dilansir dari rilis UMM, Jumat (21/7/2023).
Jadi agar tak terkena stroke ketahui gejala, faktor, dan 10 langkah mencegahnya.
Kalau dilihat dari gejalanya, siapa saja bisa mendeteksinya.
Gejala-gejala yang harus diwaspadai, seperti mengeluhkan gangguan keseimbangan secara mendadak atau gangguan penglihatan.
Wajah yang tidak simetris satu sisi atau muncul kelemahan pada satu sisi tubuh. Hal tersebut merupakan tanda bahaya yang menyebabkan pasien harus segera ditangani.
Annisa memberikan 10 langkah mencegah stroke:
1. Kontrol tekanan darah.
2. Olahraga selama 30 menit lima hari dalam satu minggu.
3. Diet sehat dan seimbang.
4. Menurunkan kolesterol.
5. Mengukur berat badan serta indeks pinggang dengan panggul.
6. Menghindari rokok.
7. Menghindari alkohol.
8. Mengenali denyut nadi.
9. Menjaga gula darah dalam tubuh.
10. Menambah ilmu.
Setiap orang harus siap menghadapi kemungkinan bila stroke menyerang, dengan mengetahui gejalanya. Tak lupa langkah mencegahnya.
Selan itu kamu harus mengetahui penyebab dari stroke.
Annisa menegaskan, stroke dapat menyerang berbagai kalangan usia. Karena itu, ketahui faktor apa saja yang menyebabkan stroke.
Kebanyakan kasus terjadi berkat faktor-faktor yang mendukung, seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi, diabetes serta kolesterol yang tinggi.
Perubahan pola hidup juga menyebabkan stroke ini dapat dialami oleh orang-orang yang berusia muda.
Pada perempuan, terutama yang bisa mengalami stroke akibat alat kontrasepsi (KB) yang mengandung hormon dengan disertai faktor risiko lain, seperti adanya obesitas, peningkatan kolesterol, atau diabetes. Merokok juga merupakan salah satu dari faktor risiko terjadinya stroke.
Ada dua jenis faktor risiko, yaitu risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi.
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi, antara lain ras, usia, dan jenis kelamin.
Pertama, ras asia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena serangan stroke dibandingkan dengan ras eropa.
Kedua, semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi pula risiko terjadinya stroke.
Wanita usia subur memiliki hormon yang melindungi dari stroke. Jadi ketika sudah menopause, risikonya lebih tinggi mengalami stroke.
"Ketiga, laki-laki lebih banyak mengalami stroke yang tipe perdarahan. Lalu untuk faktor yang bisa kita modifikasi atau bisa dijaga yaitu dengan mengatur pola hidup. Seperti menjaga diri agar tidak hipertensi, diabetes, kolesterol yang tinggi, obesitas, merokok, dan konsumsi minuman keras," tukasnya.